Because Of Problem in Chinmi (Chapter. 2)
.
.
.
.
.
/Masih di Dorm member The Hoopers/
‘Doushiyou....?’ Junko panik.
Miris, tidak ada waktu buat fangirling, mau senyum-senyum karena ada oshi didepan mata juga gak bisa, keringet dingin iya, jantung rasanya mau copot. Bertemu lagi dengan orang yang sewaktu itu marah besar gara-gara kecerobohan kita sendiri itu rasanya... IT’S ZAMTING.
“A-ano... etto...”
“Kamu... kamu kan yang waktu itu! Maid di Chinmi Cafe yang numpahin pesanan-pesananku...” Mirai sangat terkejut. Bertemu lagi dengan seseorang yang lusa kemarin juga menumpahkan kopi ke pahanya... sekarang mendatanginya, sampai ke dorm.
Lalu Mirai menengok kearah Yuki, “Kamu juga maid yang teriak-teriak itu kan?!”
‘Ucet....sialan. kok tau.’
“I-iya... su-sumimasen ahahaha.” Jawab Yuki seadanya, dia gak nyangka bakal ikutan dibentak sama Mirai.
“Nah ini lagi, kalian berdua.. siapa?” tanya Mirai ketus melihat ada Keiko dan Marika yang berada disebelah Makoto,
“E—eh!! A-ano itu... kita berdua juga pekerja di Chinmi Cafe...” ucap Marika.
“Y-ya betul! Kita dateng kesini buat nemenin mereka berdua minta maaf, ke anda... ya.. Mirai-san.” Jelas Keiko, lalu aneh sendiri dengan kata-kata nya barusan.
“Halah... dasar, kalau tetap ada Maid macam dia, mau jadi apa Cafe kalian, hah?” tanya Mirai sambil menunjuk Junko, Junko sedari tadi hanya bisa diam, berusaha untuk tidak memasuki kata-kata Mirai kedalam hati(?). ‘Gak peduli, asalkan dimarahin oshi.... saya rela deh.’ Junko membatin.
“Eh kalem dong” sambar Yuki, “Ganteng-ganteng kok marah-marah mulu sih—“
“Eh lo yang waktu itu teriak-teriak diem aja.” Bentak Mirai, membuat Yuki langsung diam. Ia langsung menatap Mirai bagai tatapan anak kecil yang menahan tangisnya sebab tak dikasih permen.
‘Sejahat ini kah Mirai kalau waktu nya sama Haruki di ganggu.......?’ batin Makoto yang berada disebelah mereka,
“Udah-udah, tujuan mereka datang kesini kan mau minta maaf ke kamu, Mir...” Makoto melerai Mirai. Marika langsung cemberut ke arah Mirai, dirinya merasa dibela Makoto.
“Minta maaf?? Minta maaf gimana hah?” tanya Mirai dengan nada yang meremehkan,
seketika Junko langsung menyerahkan kotak kue yang ia pegang kepada Yuki lalu segera berlutut didepan Mirai.
“Go-gomen...GOMENNASAI OUJI-SAMA! GOMENNASAI MIRAI-KUN!!!” Junko meminta maaf berlebihan, oh tidak, ia hampir menangis.
“E-eh?!” Mirai kaget akan tindakan Junko yang tiba-tiba itu,
“....Ga-gara kamu paha ku sampai sekarang masih merah tau.” Keluh Mirai, mukanya masam.
“WOOO” yang lain langsung bersuara,
‘Ma-mau dong liat... #plak’ Junko langsung mikir yang iya-iya.
“Sudahlah Mirai, jangan diungkit-ungkit lagi, lihat dia itu sampai bela-belain datang ke dorm kita cuman mau minta maaf ke kamu.” Jelas Makoto,
“Chotto... lusa kemarin kan kita pergi ke Cafe sambil nyamar. Kenapa mereka bisa tau member hoopers?” tanya Mirai kaget, Marika tersenyum licik. ‘Siapa suruh buka masker nya’
“Hoo... ini, dia lah yang melihat kalian baru keluar dari cafe itu, katanya dia juga sempat melihat wajahmu karena kamu melepas masker mu sewaktu itu.” Jelas Makoto. Mirai langsung merasa bodoh.
“Kenalkan, ini Kobayashi Marika, Mizushima keiko, itu Takahashi Yuki dan yang itu Aoki Junko.” Makoto memperkenalkan mereka berempat, Mirai cuman bisa manggut-manggut aja.
“Hm hm... Terus kenapa kamu seenaknya ngebiarin mereka masuk?” tanya Mirai
“Ck. Asal kamu tau aja, mereka fans berat the hoopers lho. Sini biar kujelaskan....” Akhirnya Makoto pun menjelaskan semuanya, siapa mereka berempat itu, dan bagaimana sampai bisa menemukan dorm mereka. Oke ini akan sangat panjang. So, Author skip aja yah (?)
Setelah mendengar penjelasan Makoto, Mirai membulatkan kedua matanya, “Jadi mereka semua...sudah kenal lama dengan mu?” tanya Mirai masih tak percaya.
“Iya, makanya aku memperbolehkan mereka masuk.”
“Dan jadi lusa kemarin itu aku datang ke Cafe milik kakakmu?” Makoto mengangguk lagi, Mirai langsung menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal itu. Kemudian ia menengok kearah Junko, yang masih setia berlutut didepannya dengan wajah memelas.
‘Babang Mirai notice me wey!’ batin Junko.
“Hng....” Mirai bingung harus menanggapinya bagaimana.
Tiba-tiba Pintu kamar MiRuki terbuka, lalu munculah seseorang berambut coklat dari balik pintu tersebut.
“Ada apa ini ribut-ribut?” tanya seseorang itu, yang tak lain adalah yang tadi diKabedon oleh Mirai.
“K-KYAAAAA!!” tiba-tiba Yuki berteriak, yang lainnya otomatis langsung menengok kearahnya.
“Hmff—“ Segera Yuki membekap mulutnya, lalu bersembunyi dibalik badan Marika. Marika langsung menatap dengan tatapan ‘lu napa sih?!’ kepada Yuki.
“I-itu.... si anu...!!” wajah Yuki memerah. Oh, ia tak kuasa ingin Fangirling.
“Haruki, kubilang tetap dikamar kan...” Mirai sedikit membisik kepadanya saat Haruki datang kesebelahnya. Namun si swag itu hanya menanggapinya dengan senyuman dan watados.
“hee... Kalian siapa? Kenapa bisa ada orang lain di dorm kita?” tanya nya dengan santai, membuat Mirai membatin ‘cih, aku dikacangin.’
“Mereka—“ baru saja Makoto ingin menjelaskan, tiba-tiba Haruki berteriak. “A-aku ingat!! Kalian kan Maid yang dicafe itu!!!” teriaknya sambil menunjuk Junko dan Yuki yang jauh disana. Makoto langsung facepalm.
‘Kyaaa aku ditunjuk~~’ Yuki langsung menutup wajahnya yang lagi-lagi memerah.
“Lagi-lagi kita ga ditunjuk...” bisik Marika ke Keiko,
“Pfft ya jelaslah, itu urusan mereka berdua sih...” balas nya.
Akhirnya Yuki memberanikan diri maju kedepan(?). “Ano su-sumimasen deshita...” Ucap nya terbata-bata, disusul Junko yang segera bangkit dari berlututnya. Lalu Yuki merangkul lengan Junko. “Ki-kita bisa jelaskan...”
‘Wah wah... ternyata mereka ini fans yang baik sekali...niat banget sampai-sampai datang kesini cuman mau minta maaf?’ pikir Haruki sewaktu menatap kedua perempuan yang bekerja sebagai maid itu.
“A-aoki Junko desu. Lu-lusa kemarin... aku, sewaktu itu sedang sakit, namun aku memaksakan untuk tetap bekerja hari itu. Memang salah ku. Saat ingin mengantarkan pesanan kalian, sebenarnya badanku sudah tidak kuat lagi, ya jadi gitu... sampai-sampai aku tidak sengaja menumpahkan pesanan kalian. Karena itulah, aku mohon maaf.” Jelas Junko dengan wajah menyesal sambil menunduk. Mirai hanya bisa menatap nya datar.
“Lalu kalau kamu?” tanya Haruki yang kemudian menengok ke Yuki,
“Hee?! Aku? A-ano.... gomennasai, ng...... waktu itu teriak-teriak gak karuan ke kalian. Haha.” Jelas Yuki dengan sangat gaje nya, MiRuki hanya bisa menanggapi nya manaikkan satu alis mereka. ‘???’
“AH! Ta-tapi ini....” Yuki segera mengambil kotak berwarna biru tua berpita hijau yang berisi Cake buatan mereka berempat, lalu menyerahkannya kepada MiRuki.
“Se-sebagai permintaan maaf...”
“Kami mohon terima lah, kami berempat membuatkan ini untuk kalian.” Junko melanjutkan.
Mirai ragu-ragu ingin menerima nya.
Haruki pun menepuk pundak nya, “sudah terima saja maaf mereka. Mereka fans kita ini.” Ujar nya. Akhirnya Mirai pun menerima nya. Setelah Mirai mengambil kotak kue nya, Junko dan Yuki langsung membungkukkan badan mereka dalam-dalam “NE, HONTOU NI GOMENNASAI!” ucap Junko dan Yuki meminta maaf dengan serentak.
“ee yo... sebenarnya itu tak masalah sih, aku sudah memaafkan kesalahan kalian kok.” Ucap Haruki mengambil tangan kanan Yuki lalu menatap kedua matanya. ‘Iya lah, Har... lo kan ga ketumpahan kopi panas waktu itu.’ Mirai menatap sinis ke danso disebelahnya itu.
“Ha.....haruki-kun...?” wajah Yuki kembali memerah, kali ini merah panas.
“Siapa nama mu?”
“Ta-takahashi Yuki desu...”
“Souka, Yoroshiku ne.” Haruki mengedipkan sebelah matanya, “A-a-a.....etto....” Yuki yang melihatnya tak mampu berkata-kata. ‘Se-seseorang cubitlah aku, ini mimpi kan? Ya kan?!’ batin Yuki, ia masih tak percaya, sekarang ini, oshi tercinta sedang menggenggam tangannya.
“Kebiasaan dia, ngasih fanservice.”
“Itu fanservice ya...?”
Bisik Marika dan Keiko, mereka hanya bisa berkomentar.
“Hm ya, ba.. ik lah, permintaan maaf kalian ku terima.” Akhirnya Mirai bersuara, tetapi masih dengan nada ragu-ragu(?). Sebenarnya ia belum bisa memaafkan Junko sepenuhnya.
“A-arigatou gozaimasu!!!” Junko sangat berterimakasih, hati nya kembali senang, ia sekarang bisa tersenyum ceria lagi.
“D-douitashimashite.” Jawabnya sambil melihat kearah lain.
“....?” Junko yang memerhatikannya secara detail ingin sekali berteriak dan memeluk badannya. Wajah nya memerah melihat mahluk tampan didepannya ini, jantung nya berdebar sangat kencang. ‘BABANG MIRAIIIII NOTICE ME LAH PLEASE’ akhirnya ia hanya bisa berteriak didalam hati.
“Oh iya, hei kamu.” Mirai memanggil Marika,
“EH? SAYA?” tanya nya terkejut,
“Iya, sini.”
Marika segera mendatangi Mirai, lalu menyambar tangannya. “Kobayashi Marika desu.” Ucapnya memperkenalkan diri dengan sangat percaya diri sambil menjabat tangan Mirai, Mirai hanya bisa melongo. ‘Bu-bukan ini maksudku...’
“Ma-marika apa-apaan kamu??” Junko langsung cemburu, tangan oshi kesayangannya tiba-tiba disambar begitu saja dengan temannya sendiri. Marika tak meresponnya.
“Lusa kemarin... kamu yang melihat kami baru saja keluar dari cafe itu kan?” tanya Mirai sambil menatap Marika tajam.
“Iya betul! Dari jauh, aku sudah seperti mengenal kalian berempat, dan aku melihat wajah mu setelah kau membuka masker. Aku sangat yakin bahwa kalian itu member the hoopers karena insting Idol ku yang selalu benar. Hohoho.” Marika menjelaskan dengan senyuman pede nya, membuat Mirai ingin menjitak kepalanya.
“Ba... baka! untung saja kau tidak memberi tahu orang-orang lain selain teman-temanmu ini.”bentak Mirai memelototi kedua mata Marika,
“Ko-kowai...!!”
“Etto... Kalian...” Makoto dan Keiko mencoba ingin melerai mereka berdua (jangan tanya Yuki sedang apa), namun sia-sia,
“Kalau saja kau sebarin... kita, member the hoopers, datang ke Chinmi cafe, bisa-bisa ada banyak fans dan paparazzi yang langsung menyerbu kita saat itu juga atau kapanpun juga tau.” Bentaknya,
“pede amat lo...”
“Andai-“
“Ya nggak lah! Sekarang bukannya udah jelas? Marika gak nyebar-nyebarin apa-apa tentang member the hoopers yang menyamar datang ke Cafe kita kan???”
“Ya...Yaudah sih ya... BAGOS KALO GITU”
“Yaudah kalem aja lah, mas tukang ngebo” :(
“Fans macam apa lo ngatain pangeran tampan ini ngebo?”
“Eh Marika fans nya dia ya” ucapnya sambil menunjuk Makoto yang ada dibelakangnya, sedang berusaha melerai mereka berdua yang sedang berdebat. “Yang ngefans, pakai banget ke kamu itu dia, dan emang fakta kan kalau kamu tukang ngebo kan?” Marika menunjuk Junko yang wajah nya mulai jengkel.
“Ya-yaudah, cukup tau.” Tanggap Mirai, yang dibalas pout dari bibir Marika.
‘Heeeeh Notice me, babang...’ Junko masih mengharapkan itu.
“Ng kalau gitu... Sini kotak nya, biar kumasukkan kulkas.” Tawar Makoto, Mirai menaikkan alisnya,
“Memang ini apa? Kok dimasukin kulkas”
“Yang jelas bisa dimakan kita lah.”
“O-oh...”
“Kalian berempat tunggu saja disini, aku mau ngurus ini dulu ya.” ujar Makoto sambil tersenyum,
“Ba-baik!” tanggap Marika.
Makoto pun mengambil kotak tersebut dari tangan Mirai lalu segera meninggalkan mereka diruangan itu.
Seketika Awkward.
'hmf.' Mirai pun membalikkan badannya,
“Ano... Haruki..."
"Iya?" jawab seseorang yang dipanggil itu,
"Sudah cukup waktumu dengan fansmu. Ayo lanjut.”
“HEEEE?!” reaksi yang lainnya,
‘Mir bentar, pinjem dulu dong!’ batin Yuki, mengeratkan genggaman tangan oshi nya. Namun Haruki melepas genggamannya,
“Eh?”
lalu ia mengusap kepala milik Yuki.
“Sankyuu ne Yuki-chan! Tenang, aku sudah memaafkan kalian kok. Senang bertemu kalian!” Ucap nya lalu melambaikan tangannya ke arah Yuki, juga Marika Keiko Junko.
Marika dan Keiko hanya bisa membalas melambai sambil kebingungan.
“Ha-hai’ douita, Haruki-kun...” jawab Yuki sambil berkaca-kaca, ia merasa sedikit sedih juga.
“Ano.... terima kasih, ya.” Ujar Mirai dengan ekpresi tsundere kearah Junko, Junko langsung mengangguk dengan cepat. “Hai! Douitashimashite, Mirai-kun!”
Mirai tak menatap Junko lagi, ia pun segera menarik tangan Haruki lalu masuk kedalam kamar mereka berdua.
BLAM
Pintu kamar mereka sudah tertutup dan... terkunci.
“....” Junko menatap pintu yang barusan saja ditutup. ‘Mirai-kun... ittai nande??’
“Sebenarnya mereka mau ngapain?”
“Tadi katanya ‘ayo lanjut’...”
Yuki langsung menjongkokkan tubuhnya lalu menenggelamkan kepalanya kedalam tangannya. “Uhuhuhuuuu... aku lebih bahagia kalau miruki bersama kok ahahahaha”
“Baka.”
“Cie yang tadi diapain tuh sama oshinya...” ledek Keiko, sebenarnya dia iri, soalnya dari tadi seseorang, atau lebih tepatnya- Oshi nya yang ia tunggu-tunggu belum datang juga.
“Oy kalian~~ sini sini...”
Tiba-tiba terdengar suara Makoto, ia memanggil keempatnya.
“Kita pindah ke ruangan sana aja” ajak nya,
“Ah baiklah!” Marika langsung semangat menyusul Makoto yang mulai berjalan keruangan lain.
“Hey Junko...? Ayo.” Ajak Yuki dan Keiko, namun yang diajak masih terlihat murung
“U-um...” tanggap nya,
“Junko kenapa?”
“Aku ragu, Mirai terlihat belum memaafkan diriku sepenuhnya.” :<
“Owww...” Keiko dan Yuki pun langsung mem-pukpuk pundak Junko
“Jangan berpikiran seperti itu, mungkin tadi dia sedang badmood, ditambah badmood lagi kita dateng.” Keiko mencoba menenangkan Junko,
“Iya. bisa juga gara-gara kita gangguin waktu nya dia sama Haruki sih...” pemikiran Yuki yang beda...
“Kamu masih mending Jun... kalian beretmu oshi kalian, lah? aku?" kemudian Keiko mengelus-elus dadanya sendiri.
"Uhh Keichan daijoubu yo~ pasti nanti dia muncul" hibur Yuki, ia juga mempukpuk pundak nya Keiko,
"Ya. Keichan strong kok." jawab nya.
"Hmm... iya sih. Ya sudahlah, gapapa. Lupakan saja, Ayo ayo~” ajak Junko yang tiba-tiba langsung tersenyum lagi. Entah senyuman apa itu, asli atau palsu kah?
‘Junko...’
---
Ternyata Makoto mengajak mereka berempat ke sebuah ruangan, seperti ruangan keluarga.
“Hora mitte minna, ini tempat biasanya para hoopers ngumpul~” jelasnya,
“SU-SUGEEEE” puji Marika saat melihat isi ruangan itu yang sangat elit, diruangan itu terdapat poster 1st single mereka, juga ada poster FDJ & THE AXELL.
“Enak ya punya dorm kaya gini... eh- URAKYOU!” Keiko langsung salah fokus ke gambar OTP nya nya yang terdapat di poster FDJ.
“Hwaa- itu Raito nya kawaii banget” Yuki ikutan salah fokus ke oshi nya.
“Ng....” Junko hanya diam saja sambil menatap poster disana.
“Hey, Silahkan kalian duduk disini...” Makoto pun menyuruh mereka berempat duduk di sofa yang lumayan besar dan berwarna krem. Tetapi Marika malah memilih duduk disofa lain agar ia bisa bersebelahan dengan Makoto.
“Hmf, Apaaaa?” tanya Makoto dengan nada meledek,
“Hehe ngga. Ano makoto-niichan... cuman mau.....“ Marika ingin merangkul (lagi) lengan Makoto, tetapi—
NGEEEK...
Tiba-tiba, (lagi-lagi) terdengar suara pintu terbuka. Otomatis mereka berlima langsung menengok kearah terbukanya pintu tersebut.
“Ada apa sih? Kok rame banget... tidur ku jadi terganggu.” Keluh nya sambil mengusap-ngusap matanya, Seorang danso berambut pirang muncul dari balik pintu kamar tersebut.
‘UCET PACARNYA LANGSUNG DATENG’ kedua matanya membulat, Marika langsung mengurungkan niatnya yang sebenarnya ingin memodusi oshi nya lagi.
“Ah Mizuki... sudah bangun?” Makoto tersenyum hangat menyambut si pirang itu.
‘Etdah, abis ngapain?’ Yuki malah sempat-sempat nya memikirkan hal gitu.
Sedangkan si chef, Mizushima Keiko, yang tak lain adalah seorang Mizuki oshi, hanya bisa tersenyum manis dengan sangat kalemnya. Padahal... ‘ASDFGHJKLRKUKMZMKQWERTYUIO KYAAAAAAAA AKHIRNYA ANAK INI MUNCUL JUGAAAAAAAAA’ teriak isi hatinya. Karena tak mau ketahuan terlihat lagi kesenengan, ia pun memalingkan wajahnya.
Seorang danso pirang yang diketahui bernama Mizuki itu mendatangi mereka.
“Ne Mizuki, kenalkan, mereka berempat, yang waktu itu aku ceritakan lho...” jelas Makoto, Miuki langsung berbinar-binar.
Keiko pun membalikkan wajahnya, “Hee? Kau memberi tahu tentang kita???” tanya nya tidak percaya.
Makoto mengangguk, “Iya lah~ kalian termasuk penting untuk diceritakan”
“Hee?” Marika ikut terkejut,
"Makoto-niichan so sweet sugiru" Yuki kegeeran,
“Hooo... Jadi ini yang katanya para pekerja handal di Chinmi Cafe??” tanya Mizuki tersenyum lebar, walaupun sebenarnya ia masih ngantuk.
“Ha...hai’!”
“Ayo perkenalkan diri kalian.” Perintah Makoto, Mereka bertiga pun berdiri, kecuali Keiko, tampaknya ia sedang melamunkan sesuatu.
“Keichan...” Marika menyikut Keiko agar ia segera sadar dari lamunannya, “A... ah? Iya!!” Segera Keiko ikut berdiri.
“Kobayashi Marika desu!”
“Takahashi Yuki desu!”
“Aoki... Junko desu”
"A.. etto... Mizu...Mizushima Keiko desu."
Mizuki mengangguk-ngangguk, “Haa souka-souka~" tanggapnya.
“Kita berempat adalah fans The hoopers!” Ucap Marika sambil tersenyum kegirangan,
“Iya, mereka kesini karena ada tujuan tertentu juga." sambung Makoto.
“Woo tanoshii! senang sekali kalian ternyata juga fans kita...” Mizuki menyambut mereka berempat dengan ramah,
“I-iya, terutama dia nih... dia Mizuki Oshi lho” iseng Yuki sambil menunjuk Keiko yang ada disebelah kirinya,
Mizuki langsung menghampirinya “Hooo... souka” Mizuki pun menatap nya, yang ditatap pun berusaha untuk tenang dimata oshinya.
“Mizushima Keiko ya?”
“Iya- dengan saya sendiri.” jawabnya sok kalem, padahal teriak hatinya ‘KYAAAA JUKIIIII, MAU APA DIA?!’.
"Hm... yang chef itu kan?"
"I....ya, kok hafal banget?" tanya Keiko sedikit tak percaya,
"Makoto kan sering cerita tentang kalian~"
"Ah... sou-souka."
“Hm, Keichan.... kamu punya lentera gak?”
“Ha...hah? untuk apa?”
Mizuki pun menatap dalam kedua mata Keiko, “Untuk menerangi arah jalan, jalan menuju hatimu.” /sfx: ASEK/
“?!”
“WOOOOOH” ketiga temannya langsung histeris melihat temannya baru saja digombalin.
Mizuki sukses membuat Keiko merasa ngapung. Wajah si chef itu memerah, ia langsung menutup wajah dengan kedua tangannya lalu menundukkan kepalanya, berusaha untuk tenang, padahal jantung nya sangat doki-doki suru. ‘ASDFGHJKLUKRKMZMK APA-APAAN COBA? BARUSAN DIA BILANG APA??’ teriak hati nya lagi.
“Cie banget digombali~”
“Mizuki jago gombal ya?”
“Sekali ketemu oshi, langsung digombalin, greget.” Komentar ketiga temannya,
“Wah.... hebat.” Makoto hanya bisa tersenyum sambil menepuk tangan kecil.
Mizuki terkekeh meihat tingkah Keiko, “Hahaha. Yoroshiku ne...” ucapnya sambil mengusap-ngusap kepala Keiko. “Ne, Yo-yo....yoroshiku mo...” jawab Keiko dengan terbata-bata dan nada yang rendah.
“Keren sekali, kau belajar dari mana?” tanya Makoto,
“Iie.... Gak belajar dari mana-mana, hanya ingin memberi fans ku sebuah gombalan.”
Makoto hanya mengangguk-ngangguk, ‘terus aku kapan digombalin?’.
“Yasudah, biarkan mereka duduk lagi.” Mizuki pun duduk disofa lain yang berada disebrang sofa yang diduduki mereka berempat. Lalu ia menarik lengan Makoto agar duduk disebelahnya,
“Wa-wahahaha.....kalian......” reaksi Marika saat melihat kedua mahluk danso yang duduk disebrangnya,
“Mizuki-kun, kau baru bangun tidur?” tanya Yuki, mau sok akrab,
“Hahaha iya, kemarin aku kurang tidur, entah kenapa. Alhasil tadi siang aku baru bisa tidur nyenyak.”
‘Yakin? Bukan gara-gara yang lain kan?’ plak.
“souka... ke-kemarin member the hoopers jadwal nya padat sekali ya?” tanya Keiko yang akhirnya berani kembali bersuara,
Mizuki mengangguk pelan sambil tersenyum kearah Keiko “Iya betul itu, melelahkan sekali.”
Mereka pun berbincang-bincang. Keempatnya merasa senang akhirnya bisa berbicara lagi dengan member the hoopers yang lain, terutama untuk Keiko.
“A-ano...... ka-kalian berdua.... ti-tidur sekamar?” tanya Marika tiba-tiba, yang baru menyadari, ternyata pintu kamar yang tak jauh dari ruang kumpul hoopers itu, bertuliskan みずまこのベッドルーム.
“Iya! Entahlah, aku merasa paling nyaman kalau tidur bareng dia” ujar Mizuki dengan nada cerianya kemudian merangkul lengan Makoto, yang dirangkul langsung merasa malu.
“Ya walaupun sebagian isi kamar kita serba-serbi hello kitty nya...” lanjutnya sambil meledek,
“Oy Mizu—“
GREP
Marika yang mendengar penjelasan Mizuki segera mencengkram tangan Yuki yang ada disebelahnya, Yuki pun membalas melirik nya,
“Kuatkan kokoro kita.” bisik Marika,
“Iyah.....” ^^
"Mereka udah gak tsundere-tsunderean lagi."
"Iyah iyah...." Yuki sebenarnya juga sudah tak kuat.
“Haa...Baguslah kalau kalian sekamar~” komentar Junko akhirnya bersuara,
“Kenapa bagus?” tanya Makoto penasaran, wajah nya memerah
“Karena kita berempat fans nya MIZUMAKO!” jawab Junko, lalu dengan tidak tahu malunya mereka berempat langsung membuat love sign dengan Lengan mereka. ♡♡♡♡
Si Danso berambut hitam itu tidak percaya, 'kalian? shipper kita?!'
“Wah wah~ Kalian!! butuh fanservice?” tanya Mizuki dengan senyuman jahil, "WEH?!"
“PEKA AMAT! BUTUH LAH!” jawab Marika agak gak woles,
“Chotto—“ Makoto pun panik
....Tiba-tiba....
“Ne, Makoto~~” Mizuki mengSofa-don tubuh Makoto disofa itu.
“Mi-mizuki—"
"YADAAAAAAAAAAA” histeris Marika, Yuki dan Junko yang tak kuasa menahan jiwa fangirl nya, mereka fangirling saat itu juga. sampai-sampai Marika melempar bantal sofa dengan brutalnya. Sedangkan Keiko hanya blushing melihat adegan(?) tersebut, ‘Duh duh mereka....... Kalau UraKyou, aku mah sudah.......’.
“LANJUTKAAAAAAN!!!” pinta Marika,
“Sudah-sudah...” Mizuki pun berhenti mengSofa-don tubuh Makoto, karena merasa kasian wajah Makoto yang sudah sangat pasrah.
“KURANG KURANG”
“LAGI LAGI”
“iya lagi, ntar akan kuabadikan moment nya deh...” Keiko segera mengeluarkan HP nya,
“Hey—Jangan coba-coba!“ teriak Makoto, wajahnya semakin memerah, mungkin ia merasa malu. Bagai dibully.
“Ba-baka Mizuki... kenapa tiba-tiba sih?” ketus nya dengan wajah yang... 'nguke' kearah Mizuki. Mizuki malah menanggapinya dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Makoto, "O-oy menjauhlah~!"
“KYAAAAAAAAAAAAA” lagi-lagi si fangirls berteriak.
“Hoooy Tadaimaaa~”
tiba-tiba terdengar suara kawaii yang sudah tak asing lagi dikuping mereka,
“Eh?”
“Dame Mizuki, itu mungkin mereka sudah pulang...”
"Ah dasar mereka..." Mizuki pun segera bangkit dari sofa itu.
'yaaaahh' Marika dan Yuki langsung kecewa karena adegan telah selesai.
“Ano...Mereka?” timpal Keiko,
“SenaYuuhi~ dan anaknya, tsubasa" jawab Makoto sambil bercanda,
"Kinoko? Se-sejak kapan.........?" Junko kaget.
.
.
.
.
.
.
~TBC~
------------------------------------------------------------------------------------------
Note: Maaf atas keterlambatan chapter 2 ini :'D aku mulai sibuk /tsah #plak. Kurasa chapter kedua ini kurang rame ya? huhuhu. Gomennasai, terutama buat junko /bows/ tapi semoga ini menghiburkan kalian :* maaf juga ini akhirnya nanggung banget :')
buat chapter-chapter selanjutnya... tenaaaang ntar makin banyak MxJ kok. Kalau mau ada yang rikues(?) silahkan aja, tapi gomen belum tentu bakal terwujud di chap 3 mendatang. Arigatou gozaimashita \o/
fywarukii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar