Hey guys~ this is not my fanfic but my friend made it XD
Author is fywarukii. If you realise, she's kiki from unite because of music.
Enjoy~
(Judul Belum ditentukan :'D) Chapter. 1
Cast:
-THE HOOPERS Member
OC: - Mizushima Keiko (Jaki)
- Takahashi Yuki (Jey)
- Aoki Junko (Mado)
- Kobayashi Marika (Kare)
Chinmi, Adalah nama sebuah cafe.Ya, Cafe yang cukup terkenal di Kota Tokyo, setiap hari didatangi banyak pengunjung, tempat nya yang nyaman, dan tentu menu makanan dan minuman nya lezat-lezat, tak heran jika nama cafe tersebut dinamakan chinmi (珍味) Yang berarti “Kelezatan”. Pemilik Cafe tersebut bernama Sato Seira, seorang Oba-chan yang kaya raya, namun sayang, dia sedikit pemalas dan hobinya ngidol. Cafe Chinmi memiliki sekitar 20-an pekerja yang cantik dan imut(?), dan diantaranya... ada 4 orang pekerja handal yang tergolong masih muda.
Mereka berempat adalah Mizushima Keiko, Takahashi Yuki, Aoki Junko, dan Kobayashi Marika. Keiko bekerja sebagai chef, Marika bekerja sebagai penyanyi cafe, sedangkan Yuki dan Junko bekerja sebagai pelayan. Empat sahabat ini bukan asli penduduk Tokyo, asal mereka berempat berbeda-beda, keempatnya sudah saling kenal sejak pindah ke Tokyo untuk berkuliah. Dan sekarang ini mereka tinggal bareng ngekos di kos-kosan(?).
Mereka berkerja di Chinmi Cafe sudah cukup lama, sekitar 2 tahunan. Sekitar 6 bulan yang lalu, mereka baru saja lulus kuliah, dan sebelum lulus Kuliah, mereka berempat juga sudah bekerja sambilan di cafe tersebut.
*
Untuk hari ini tidak seperti hari-hari biasa nya mereka bekerja di Chinmi, hari ini Marika izin akan telat datang bekerja karena ada urusan pribadi yang harus dilakukannya terlebih dahulu. Jadi hanya mereka bertiga yang pada hari ini bekerja tepat waktu.
“Uh... hari ini aku tidak semangat bekerja” keluh junko,
“Eh Kenapa?” tanya Yuki yang ada disebelahnya,
“Entahlah, mungkin aku kelelahan, badanku rasanya tidak enak... kepalaku juga pusing.”
“Junko, sebaiknya kamu gak usah kerja dulu hari ini, minta izin aja ke bos.”
Junko menggeleng kepalanya, “Ah gak usah! Tidak mau, aku tetap akan kerja hari ini.”
“Lah, jangan memaksa dong.”
“Biarkan saja, Aku harus semangat kerja.... aku bakal kuat kok!”
Yuki hanya bisa mendecih karena Junko yang terlihat memaksakan dirinya untuk bekerja hari ini.
Terdengar bunyi lonceng Cafe Chinmi, bertanda ada pelanggan yang datang.
“Irrashaimase~”
4 orang pelanggan memasuki cafe. Mereka... seperti nya laki-laki, mereka terlihat misterius, memakai kaca mata hitam dan kupluk(?) jaket yang tebal, dan salah satu dari mereka memakai masker dan kupluk jaketnya.
‘Hmm... okashi desu ne...’ batin Yuki saat melihat ke4 pelanggan itu. ‘harus ya masuk ke cafe sok sok misterius gitu, apa mereka nyamar? Atau... mereka ini sebenarnya teroris?! Eh—Argh, Kamu mikir apa yuki, cepat kembali ke pekerjaanmu’ Yuki pun kembali fokus mencatat pesanan pelanggan nya yang lain.
“Silahkan menu nya,” Junko yang melayani ke4 pelanggan itu memberikan buku menu nya. Tak lama kemudian, Salah satu dari pelanggan itu pun menyebutkan semua pesanan mereka, ketiga lainnya terlihat pendiam, bersuara hanya sedikit. Junko pun segera mencatat pesanannya.
“Hai, Mohon ditunggu pesanannya, Ouji-sama.” Ucap Junko dengan nada datar.
Lalu Junko memberikan kertas pesanan itu kepada Yuki.
“Uh, berikan pesanan ini kepada keiko”
“Hey tunggu, Kamu terlihat pucat, Jun...” ucap Yuki sembari menarik tangan Junko,
“watashi wa daijoubu dayo....” Junko pun melepaskan tangannya.
Setelah Keiko menerima kertas pesanannya
“Sudah lama tak ada yang memesan Smothies khas cafe kita...” ujar nya heran, saat chef itu membaca pesanan yang dia terima dari Yuki yang Yuki terima dari Junko.
“Entahlah, aku juga merasa begitu... mana mesannya yang rasa Strawberry.” Jawab Yuki sambil melirik ke4 pelanggan misterius yang jauh disana,
“Hahaha, wasurete yo. Sekarang bukan waktu nya untuk ngidol”
“Hee? Siapa juga yang ngidol, Kei...--”
“Pfft... entah”
“Ck, dasar... yasudah ayo kita kembali bekerja”
“Hai’, aku akan membuatkannya!” lalu Keiko dan Yuki pun kembali ke kegiatannya(?).
Setelah semua pesanan ke4 pelanggan itu sudah jadi
“Junko, tolong bawakan~”
“Hai hai... wakatta.”
Junko pun membawa pesanan kepada ke4 pelanggan misterius itu, yang lumayan banyak. Sebenarnya dia sudah tidak kuat lagi, rasanya badannya sangat lemah, kepalanya juga masih pusing.
“O.. omatase Ouji-sam—Ah!”
PRAAAANG
Junko pun terjatuh, sebab mata nya berkunang-kunang dan jadi tak fokus saat membawakan pesanan, alhasil semua pesanan itu tumpah ke meja ke4 pelanggan itu dan piring-gelasnya pecah, lalu parahnya secangkir kopi yang panas tumpah tepat mengenai paha salah satu dari mereka, yang memakai masker.
“EH???” Yuki yang melihatnya dari kejauhan kaget, dan langsung berlari kesana.
“Gyaaa! Su-sumimasen Ouji-sama!!! Sa...saya tidak se—“ omongan Junko terpotong, saat salah satu pelanggannya bangkit dari tempat duduknya,
“Apa-apaan ini? Lihat semua pesanan kita tumpah dan kopi panas ini mengenai paha ku!!” bentak si masker –an itu. Dia membentak dengan keras sehingga Junko sangat kaget.
“Pelayan macam apa kau in—“
“Yamete Kudasai Ouji-sama!” Potong Yuki menghentikan omongan si masker-an itu.
Yuki pun menolong Junko mengumpulkan pecahan beling yang berserakan seraya memohon maaf “Hontou ni sumimasen deshita...” Yuki mencoba menjelaskan “dia sebenarnya sedang sakit, mohon maaf—”
“Aku tidak peduli! Seharusnya kalau lagi sakit mending gak usah kerja!!” bentak nya lagi, membuat Yuki dan Junko menunduk.
“Pelayanan macam apa ini hah? Tidak bermutu—“
“Oy, yamete kure...“ salah satu dari mereka yang berambut coklat muda menepuk bahu si masker-an itu, bermaksud menghentikannya. “.......Tch. arghh baiklah. Cepat, kita pergi dari sini.”
Yuki langsung terkejut, “HEE?! Ouji-samatachi, chotto matte....!! setidaknya dibayar dulu pesanan kalian. Kami mohooooon!”
“Urusai.” Ucap si rambut coklat muda. Yuki langsung terdiam setelah mendengar perkataannya, dia cengo, matanya melebar, dan anehnya jantung nya berdebar-debar.
“Yah?? Ga-gak bisa gitu dong—HEY KALIAN KEMBALI! BAYAR DULU SINI!” Yuki berteriak. Namun percuma, sudah terlambat, ke4 pelanggan itu sudah keluar dari Cafe.
“ARGHHHH” Yuki semakin frustasi, sampai-sampai semua pelanggan disekitar nya melirik nya dengan tatapan seperti ‘itu maid sarap ya?’.
*
Urusan Marika akhirnya selesai. Dia akan segera bekerja seperti biasa di Chinmi Cafe.
Marika yang ingin memasuki Chinmi Cafe, terhenti sejenak saat melihat sekelompok orang yang (pada terlihat suram) baru saja keluar dari tempat kerja nya.
‘Insting ku mengatakan... aku seperti mengenal mereka... siapa ya?’ batin Marika sambil terus menatap mereka,
“Mirai, kau terlalu kasar pada nya.”
“Aku gak peduli, itu bukan salahku.” Ucap dengan nada jengkel, sambil membuka maskernya.
Marika yang masih merasa tidak asing terhadap sekelompok orang itu... tidak sengaja melihat wajahnya saat masker nya dibuka. Kedua mata Marika melebar, ‘na...NANI KORE?!’.
Marika buru-buru masuk ke dalam Cafe
“Junko, biar aku yang bereskan, kamu cepat minum obat lalu pulang.” Ujar Yuki, tetapi Junko tak merespon apa-apa, tatapan matanya kosong, sampai dia tak menyadari jari nya tersayat pecahan beling yang sedang dia bereskan. “Tuh kan, liat kamu kena peca—“
“HOY APA YANG TELAH TERJADI?!” t
“Ma-marika??” Junko langsung sadar,
“Ano....... etto......”
“jadi gini......” Akhirnya Yuki dan Junko menjelaskan semuanya, apa yang telah terjadi barusan.
Setelah Marika mendengar semuanya, dia mengacak-acak rambutnya frustasi(?),
“ARGHHH TADI ITU.... MEMBER TEHA TAUUU”
“Apa?..... TEHA?”
“....”
“...hm”
“EH?! TEHA? THE HOOPERS?!”
“ASTAGA KALIAN... IYA LAH APA LAGI, THE HOOPERS!! MEREKA KAYAK NYAMAR GITU PAKAIANNYA!”
“USO DA!”
“HUAAA DAMEEE! Jangan ngomong keras-keras, ayo kita di belakang omonginnya” ajak Yuki sembari mengangkut pecahan-pecahan beling tadi dengan baki.
Di Belakang, di Restroom Cafe(?)
“Majidayo! Aku liat dengan mata kepala ku sendiri, itu... itu.... salah satu member THE HOOPERS, Yukiiiii Junkooooo arghhh!!”
“A-aku masih kurang yakin” Junko seakan ingin nangis,
“Yaampun, kan sudah pernah aku bilang, Insting Idol ku itu kuat!”
Junko masih menatap Marika dengan tatapan ‘masa sih mbak?’. Marika pun mengangkat kedua jarinya, menandakan dia bersumpah, tidak berbohong sama sekali. ‘majidayooorgh’
“I-iya sih... benar juga soal insting mu itu, uhm... jadi yang kamu lihat itu siapa?” tanya Yuki penasaran,
“Ano..., Mi...”
“Zuki?” Yuki mencoba menebak,
Marika menggeleng, “Rai”
“.....”
“MIRAI?!?!?!?!” Junko sangat terkejut, bagaikan mendengar oshi kesayangannya akan segera graduate. Kali ini, Marika mengangguk perlahan.
“Jadi yang tadi bentak-bentak aku....... itu.....”
“....”
“JUNKO KAMU BERUNTUNG” teriak Yuki sirik sambil menggoncang-goncangkan bahu Junko,
“Yuki... haha.. aku langsung sembuh nih.” Ucap Junko dengan senyuman gila(?), “Hee? Uso da!”
“Kenapa.... kalian bisa ceroboh melayani pelanggan, dan kali ini pelanggannya adalah.... member dari Danso Group kesukaan kitaaaaa?” tanya Marika, masih frustasi.
“Bukan kita. Junko dari awal emang lagi sakit, Yah, tapi dia tetep maksain mau kerja....” jelas Yuki,
“BAKA JUNKO!” Marika menjitak kepala Junko,
“Itte—hey sakit tau!”
“Gak peduli.”
“Hidoii...” Junko mengusap-usap kepalanya,
“Mereka kenapa harus menyamar seperti itu? Mentang-mentang udah debut takut banyak fans nyerbu sama paparazzi gitu ya?” tebak Yuki,
“Iya kali... tch, cie banget.”
“Dan parahnya lagi... kenapa mereka gak mau bayar? Kenapaaaa?”
“NAH ITU!”
“BAKA BAKA”
“DUNIA HARUS TAU, BARUSAN ITU... MEMBER HOOPERS DATENG KE CAFE KITA”
“YA WAJAR AJA SIH, SOALNYA KAN MAK—“
“UHUK- TADI KAYAKNYA ADA HARUKI DEH”
“EH, TADI EMPATAN ITU SIAPA AJA COBA?”
“YANG JELAS GAK ADA MAKOTO, MARIKA GAK NGERASAIN ADA AURA NYA!!”
BLAM
Pintu restroom didobrak seseorang. Spontan Yuki, Junko dan Marika kaget dan langsung menengok ke arah pintu.
“....”
“....”
“....”
“Gak peduli tadi siapa aja yang dateng ke sini, yang sekarang harus kita pikirkan itu gimana caranya biar kita bisa minta maaf ke mereka karena Junko telah ceroboh saat melayani mereka! Dan kemungkinan mereka pasti bakal mengecap Cafe kita sebagai Cafe yang tidak mutu! Kita Harus bertindak!”
“Keiko......”
“kok...?!”
“Keiko kenapa bisa tau masalah ini...? dari tadi kamu kan masak di dap—”
“DARI TADI SEBENARNYA AKU NGUPINGIN KALIAN!”
Gubraakk—
*
Pagi hari nya, Sebelum mereka berangkat kerja, mereka merundingkan sesuatu, di kamar kos-kosan mereka berempat.
“Kalian... ketahuilah, The hoopers sekarang udah punya dorm, yang konon katanya luas” jelas Marika yang bisa dibilang sangat update,
“Wih elit...” kagum mereka bertiga,
“Jadi kita tinggal nyari alamat dorm nya.”
“Habis itu? Gimana cara nya biar kita bisa masuk lalu ketemu mereka dan minta maaf langsung?”
“Kalian kaya gak tau aja...”
“Apanya?”
“Oshi ku di the hoopers kan adik nya—“
“Oh! iya... dia dia....” potong Yuki,
“Please....--”
“OH IYA! KOK AKU BISA LUPA YA...” kali ini Junko baru nyadar,
“.......kalian amnesia atau gimana hm?” Marika mulai jengkel,
“Ah iya. dengan begitu kita bisa bertamu ke dorm mereka dengan gampang, nah sekarang sebagai permintaan maaf nya kita kesana harus ngasih sesuatu yang sangat SPESIAL” tutur Keiko,
“Hmm apa ya...”
“Gimana kalau Cake yang besar dan enak? Nanti Keiko yang buat, dia kan jago haha”
“Eish kalian...”
“Kita bantuin deh, sampai ngedekorasiin nya juga bakal kita bantuin, Kei...”
“Ya..ya... Boleh juga sih.”
“Buat Cake yang paling enak ya, kei!”
“Nanti di Cake nya, kita tulis ‘Gomenne summer’”
“Ngga, ‘gomen ne kataomoi shite Love you Love you’ aja”
“Itu bukan permintaan maaf please, dasar wota.”
Kira-kira begitulah percakapan mereka ber4 saat memikirkan bagaiman caranya agar bisa meminta maaf kepada ke4 member The hoopers yang kemarin berkunjung ke cafe Chinmi.
---
Pada hari itu juga, setelah mereka selesai bekerja di Cafe, Mereka pun membantu Keiko membuat Kue. Mereka berusaha sekeras mungkin membuat Kue terenak. Mereka juga saling menyemangati, “AYO SEMANGAT! INI DEMI OSHI-OSHI TERCINTA KITA!”, kira-kira begitulah. Saat Keiko, Junko dan Yuki sibuk memikirkan dekorasi Kue nya, Marika malah sibuk berkutat dengan HP nya dikamar. Seringai muncul di bibirnya,
“Yatta, akhirnya dapat juga Alamatnya. Nyahaha, Arigatou ne.... Kotona-neechan.”
Alhasil, Kue itu selesai pada hampir jam 12 malam. Setelah dimasukan kedalam kotak yang cantik, Keiko menyimpannya di lemari pendingin. Kemudian, mereka segera beristirahat karena esok nya adalah hari yang mendebarkan sekaligus menegangkan bagi mereka berempat.
(SKIP TIME) Sore hari nya, setelah selesai bekerja, mereka pun berangkat mencari Dorm member The Hoopers
“Hng.... Sudah tidak diragukan lagi... ini dorm member The hoopers” ucap Marika sambil menyamakan sebuah gedung(?) didepannya dengan foto yang ada di HP nya,
“Ck Marika, sebenarnya kamu dapet alamat dan foto nya dari mana sih?” tanya Junko penasaran,
“nyehehehe... himitsu yo~ Marika gitu.” jawaban Marika membuat Junko kecewa,
“Sudah-sudah, pegang Cake nya baik-baik, Junko. Biar tetap rapih nanti waktu dikasihkan ke mereka.” Perintah Keiko, “Hai hai... wakatta.”
Tiba-tiba seseorang muncul dan menghampiri mereka,
“Siapa kalian? Mau apa kalian disini?”
“A-ano... anda sendiri siapa?” tanya Junko sambil watados,
“Saya manager nya The Hoopers.”
“Ups.”
“Saya tanya sekali lagi, siapa kalian dan ada perlu apa ke sini?”
“Kita mau bertemu member The hoopers!” jawab Yuki lantang,
“Lebih tepatnya mau bertemu MIRAI!” kata Junko menekan nada bicara nya dibagian Mirai,
“Tch, Harapan kalian tinggi sekali, jawabannya sudah tentu... TIDAK BISA!”
“Eh kenapa? Apa salah satu dari mereka tidak ada yang ngasih tau? Terus hari ini kan The Hoopers Day off” protes Marika,
“Ya betul Day off. Tapi... memang kalian siapa mereka hah? Seenak udel kalian mau bertemu mereka.”
“Weh anda ngajak gelut ya?” Keiko pun maju, dengan pede nya,
“Hah? Berani juga kalian...”
“Ehem- Ada apa ini ribut-ribut?” Seseorang keluar dari dorm mendatangi mereka yang sedang berdebat dengan manager-san.
“Eh? Ma-makoto-san... Ano... ini... mereka katanya ingin bertemu Mirai-san.”
“YA YA YA BETUL ITU!!” teriak Junko lantang,
“Nah, kalo kita bertiga sekalian ingin.... itu...uhm—“ Marika grogi ingin bicara apa, alhasil dia malah memainkan jarinya.
“Ii yo... biarkan mereka berempat masuk, dan bertemu Mirai-san.” Jawab seseorang berambut hitam itu sambil tersenyum ramah.
“Eh? Majikayo, Makoto-san?”
“Jika kau tanya apa alasannya kenapa aku membolehkan mereka masuk...”
“Apa..?” manager-san semakin penasaran,
“Haha, tenang akan kujelaskan nanti.” jawab nya sambil mendorong badan manager-san ke pinggir agar mereka berempat bisa masuk. “Ta-tapi Makoto-san, kita tidak boleh membiarkan orang asing masuk ke dorm”
“Sudah diam, Mereka bukan orang asing bagiku.” Jawab nya dengan nada yang nyolot(?). Manager-san hanya bisa mengalah.
“Baiklah kalian, ayo Ikuti aku...”
‘AKU GA BISA TAHAN, AKU PINGIN TERIAAAAK.’ Teriak hati Marika saat seorang.... perempuan berwujud laki-laki yang tadi diketahui bernama Makoto itu, tersenyum ke arah nya dan ketiga temannya.
---
Pintu utama dorm telah ditutup, mereka berlima sudah memasuki dorm member The Hoopers.
“Haft- Minna, Hisashiburi dayo ne....” sapa Makoto dengan nada senang,
“....”
“.....”
“.......”
“....HUAAAA MAKO-NIICHAAAAAN!!!” teriakan Marika meledak, tanpa mikir dua kali dia langsung memeluk badan Makoto.
“Marikaaa, hisashiburi!” Makoto membalas pelukan Marika, lalu mengelus kepalanya,
“ne ne... Hisashiburi dayo ne” tanpa disadari air mata kebahagiaan Marika menetes (?)
“Kotona-neesan~~” Keiko, Yuki dan Junko ikut menghampiri Makoto, rasa senang dan bahagia menyelimuti mereka berempat.
“Oy Kimitachi~! Kalian tak banyak berubah ya?”
Biar kujelaskan. Makoto, alias Sato Kotona, adalah adik dari Sato Seira yang tak lain adalah pemilik Cafe Chinmi. Kotona sudah kenal dengan mereka berempat sejak lama. Sebelum Kotona bergabung dengan The Hoopers, dia sering ikut bantu-bantu di Chinmi Cafe, karena itulah, tak heran jika mereka berempat sudah terlihat akrab.
“Kami sangat merindukanmuuuu!!” kata Junko dan Yuki serentak,
“Kau yang sekarang berubah sekali, jadi Kakkoi, Ikemen... terus punya pacar yang lebih ikemen lagi –ups”
“Eh? Pacar?”
“Abaikan, Keiko sedang mabok...” jelas Junko, yang langsung dibalas deathglare dari Keiko.
“Hooo souka, haha. Bagaimana kabar kalian?”
“Genki dayo ne!” jawab Yuki dengan riang,
“Maaf sejak jadi member The hoopers, aku semakin jarang datang ke Chinmi lagi”
‘hahah, bukan jarang, gak pernah lagi mako...’ batin Marika yang masih memeluki badan Makoto
“Ahaha, sekarang kami tau kamu sibuk kok, jadi ya....uhm... it’s gonna be daijoubu.” Ujar Yuki tersenyum awkward.
“Sankyuu ne. Oh iya, bagaimana dengan Seira-nee? Apa dia baik-baik saja? Aku merindukannya.”
“Obachan belakangan ini ngidol E-Girls mulu” jawab Keiko
“Ahaha- memang hobi nya ya...” Makoto menggaruk-garuk pipinya yang tak gatal itu.
“WAH.... Dorm kalian luas sekali ya.” kagum Junko sambil melihat-lihat isi dorm yang cukup luas dan mewah itu.
“Ahahaha, Dorm Fudanjuku lebih dari ini nak~”
‘.....Seharusnya otp-otp ku sekamar.’
“Baik. Sebenarnya aku sudah tau dari kemarin, bahwa kalian ingin bertemu dengan ku dan datang ke dorm kita."
"Hee? kok bisa?" tanya Keiko,
"Marika kemarin menelfonku." jawab nya santai,
"HEEEE?" mereka bertiga terkejut,
"Dasar kau ini... kenapa bisa punya no telfon Mako-nii?" tanya Keiko sedikit iri,
"Ahahaha, dulu Kotona ku bertukar-tukar no. telfon~"
"CURAAAANG" teriak Junko dan Yuki, Marika hanya bisa nyengir.
"Sudah-sudah, tak apa... Jadi kalian mau apa kesini? Kangen pada ku? Atau ada tujuan lain?” tanya Mako dengan lembut,
“Pertama-tama, Tentu aku kangen pada mu!!” ucap Marika yang kali ini merangkul lengan kanan Makoto, ‘Marika berhentilah modus pada nya...’ batin Keiko dengan tatapan tajam(?).
“Ano... sebenarnya....” Junko menunduk, menatap barang bawaanya yang terbungkus rapih di dalam kotak, “Biar aku jelaskan....”
Junko akhirnya menjelaskan semuanya
Mako terkaget-kaget setelah mendengar pernyataan tersebut, mata nya melebar, ‘pantas saja mirai jengkel sekali waktu itu, tapi kenapa dia gak ngasih tau dia pergi ke cafe chinmi dan apa yang telah terjadi disana’
“A..ahaha...La-lain kali, Junko jangan memaksakan diri lagi ya kalau sedang sakit.” itu lah yang diucapkan Makoto, yang disusul senyuman awkward darinya.
“Um... iya, aku sangat menyesali nya.” Junko semakin menunduk,
“Hm, baguslah kau menyesalinya...” Makoto mengusap-usap kepalanya.
“Ya, jadi sekarang kita ingin bertemu Mirai, untuk meminta maaf atas kejadian lusa kemarin! Bisa kan?” pinta Marika, “Wah, Kalian niat sekali...”
“Ah etto... sebelumnya, Mako-niichan tahu tidak, kemarin lusa Mirai pergi bersama siapa saja?” tanya Yuki,
“Ah sebenarnya lusa kemarin kita pergi bertujuhan, cuman pada akhirnya kita berpisah.. Aku, Mizuki dan Yuuhi pergi ke tempat lain yang berbeda dengan Mirai dan lainnya.”
‘Yuuhi..... pengganggu orang pacaran saja...’ protes Keiko dan Marika,
‘Jadi yang waktu itu dateng...Mirai, Haruki, Sena, dan Tsubasa. Okesip. Ada si dia...’ Yuki merenung, tatapan mata nya kosong.
“er... Ada apa? Kenapa wajah mu begitu, Yuki?” tanya Mako,
“Ah! Ahaha Bu-bukan apa-apa kok!”
“Saa, Kalau gitu, boleh kita bertemu Mirai sekarang?” tanya Junko dengan tatapan memohon. Dia sudah tak sabar ingin bertemu dengan oshi nya di The Hoopers. Makoto mengangguk “Boleh boleh, ayo ikut aku, kita keatas...”
“Ikuyooo~”
Mereka berempat didampingi Makoto berjalan keatas, ke lantai 2 dari dorm itu.
“Hm.. Sepertinya Mirai ada di kamar nya...” pikir Makoto,
“Etto... gak apa-apa kan kita ikut-ikut kesini? hehe” tanya Keiko,
“Tenang saja, selama ada aku yang kenal kalian. Nanti biar aku yang jelaskan ke member lain.” Jawabnya santai. Wajah Marika sedikit memerah ‘Gyuhuhu Makoooo~ arghhh beruntung sekali diriku hari ini’, batin nya senang.
Mereka berlima pun sampai didepan kamar berpintu putih.
“Mirai-chan?” Makoto tanpa mengetuk pintu langsung membuka pintu kamar itu perlahan,
dan saat pintu itu terbuka...
“....”
“....?!”
“........”
Terlihat lah, Mirai sedang meng-Kabedon Haruki dikamar nya. Oh salah, itu kamar mereka berdua. Kamar milik MiRuki.
“....Ma-maaf, kalian lanjutkan saja dulu.” Mako segera menutup pintu nya kembali. 'Duh kelakuan...' batin nya.
Junko, Yuki, Marika, dan Keiko, ya, mereka semua melihat adegan(?) barusan di kamar itu. Wajah mereka memerah, keempat nya hanya bisa menahan kekuatan Kokoro masing-masing,
‘barusan itu..... miruki........’
‘jadi sekarang hobi mereka tuh gitu ya...’
‘seandainya tadi aku bisa foto adegan itu’
‘KAMI-SAMA!!! KUATKAN ATASHI NO KOKORO KYAAAAAAAA’
“BI-BISA KALI KETUK PINTU DULU SEBELUM MASUK!!” teriakan Mirai meledak dari balik pintu kamar nya. Makoto yang merasa bersalah hanya bisa terkekeh dan menggaruk kepala nya yang tidak gatal itu. Akhirnya Makoto dan mereka ber4 menunggu sebentar dulu, menunggu mirai menyelesaikan apa yang terjadi dibalik pintu kamar itu.
NGEEEK
Pintu kamar Mirai—ah bukan, Pintu kamar MiRuki akhirnya terbuka. Junko yang melihat pujaan hati nya langsung semangat menyambutnya. Namun dia masih teringat apa yang telah dia lakukan terhadapnya lusa kemarin.
“Makotoooo!! kenapa gak ngetok pintu dulu sih?” tanya Mirai dengan wajah kesal, menganggap makoto telah mengganggu waktu berharga nya dengan ehemkekasihnya.
“Ma-maaf, hehehe aku mungkin tadi... terburu-buru"
"Tch..." Mirai hanya bisacemberut ke arahnya,
"Nah, kita selesaikan masalah itu nanti saja, Oke? Sekarang sambut dulu, ada yang ingin bertemu dengan mu...”
“Hah...?” Mirai pun menengok ke arah mereka berempat berada, Junko segera mendekati mereka berdua, disusul ketiga temannya, tangannya masih setia membawa kotak berwarna biru tua yang dihiasi pita berwarna hijau berisi Cake spesial buatan mereka berempat, yang dibuat sebagai permintaan maaf atas kejadian lusa kemarin.
“etto....”
Lalu hening,
Mata Mirai melebar. “cho-chotto......Kalian kan.......”
Mereka berempat hanya bisa tersenyum awkward.
--------------------------------------------------------------------------------
pertama-tama jey minta maaf:
-ceritanya diFF kita udah kerja:'v tapi masih 19/18 tahunan kok/? anggap aja lulus nya kecepetan /gagitu
-FFnya B.indo dan bahasa nya amburadul banget
-Maaf aku mah gak bisa kayak Jaki kalo biki ff:')
aduh, cerita ff nya gak masuk banget akal ya? jelek banget ya? astaga malu /nyumput/. disini aku sengaja bikin mirai rada sadis /maksud dan The hoopers dimasa sudah debut mereka(?). Lalu tentang kakaknya makoto, tau kan (ceritanya) itu siapa?:"v uhm.. terus maaf buat jaki, Mizuki nya disini belum muncul hehehe :'D)v
Boleh minta saran dan kritik nya~ semoga FF ini bisa membuat kalian senang, kalo kalian senang jey udah bahagia banget kok :' Arigatouuu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar