Kamis, 19 Maret 2015

It's Mutual After All

Genre: fluff, friendship, romance
Pair: Mizuki (The Hoopers) x Keiko (OC)
Length: Oneshoot

Hari itu seperti biasa anak2 chinmi ulang dari skolah dan ketiganya yang masih kls 1 menunggu Keiko yang paling tua turun dari lt 3.

Hmph... Emang yang plg tua mah susah yah

Hari itu Keiko tidak sendirian, dia bersama teman sekelasnya yaitu Kyowara Abe, seorang transfer student dari China yang tinggal di Tokyo saat ini.

"Keichaaaan!!" panggil Yuki.
"Keichan aku laper~" kata Marika.
"Iya2 ntar aku masakin, hari ini gak ada ekskul masak sih..." jawab Keiko
"Eh ada Koala senpai!" teriak Junko.
"Wah, ternyata kalian udah saling kenal yah?" balas Keiko.
"Hehe... Iya, kmrn papasan di kereta." Jawab koala.
"Koala neechan~ mau ikut ke Chinmi cafe gak hr ini? Special deh ntar kita layanin hehe" Kata Marika.
"Wah boleh! Aku penasaran sama masakannya Keiko"

Seperti biasa mereka pulang naik subway dan turun di Aoyama.

"Uhm... Aku ke Shibuya dlu yah... Biasa beli bahan makanan." kata Keiko.
Sudah suatu habbit bagi Keiko untuk ke Shibuya sebelum bekerja.
Tapi sebenarnya dia ada alasan tersendiri untuk pergi ke Shibuya.

We have arrived at Shibuya Station

"Akhirnya sampai..."

Sebenarnya tujuan utama aku ke sini bukan untuk membeli bahan untuk masak... Tapi... Untuk melihatnya

Miyashita Park. Tempat patung Hachiko dibuat. Stasiun ini adalah tempat si Hachiko menantikan tuannya pulang dari kerja meski ia sudah meninggal. Keiko duduk di salah satu ujung kursi taman di mana orang yang sedang diamatinya tidak bisa melihatnya.

Mizuki. Dia sedang latihan dance di miyashita park.

Keiko yang sudah hafal dengan rutinitas Mizuki tetap saja akan hafal apa yang akan dilakukannya.

15menit pertama dia akan berlatih itoshi koishi
Lalu dia akan duduk dan bermain HP dan terkadang berselfie
Dia juga selalu membawa coffe latte.
Hari ini dia membawa yang grande size.

Dia berlatih selama 1 jam tiap hari, tapi hari ini keiko tidak melihatnya sampai selesai. Dia langsung pergi membeli beberapa bahan untuk cafe chinmi.

Kembali ke kereta untuk ke Aoyama

Dug... Dug... Dug...

Seorang berambut blonde duduk di sebelahnya.

"Hallo Keichan~"
"E-eh? Ha-hai mizuki-san..." balas Keiko.
"Segitu sukanya kamu melihat dance ku?"
"..."
"Aku tau kok kamu sering memperhatikanku... Tp justru aku senang, aku mau minta pendapat mengenai danceku padamu..."
"Eh... Hmmm... Lumayan."
"Lumayan bagus atau lumayan jelek?"
"Pokoknya lumayan." jujur saja Keiko paling tidak suka dengan pertanyaan itu
"Hmm... Yasudah deh." jawab Mizuki "kamu mau ke Chinmi kan? Aku juga mau jemput Makoto. Hehe"
"Ah iya. Niichan sering skali ke cafe beberapa hari ini. Mau ketemu Marika kali yah. Hahaha." kata Keiko terkekeh kecil

We have arrived at Aoyama

Mizuki dan Keiko berjalan langsung menuju Chinmi cafe.

"Uhm... Aku ke dapur dulu yah..." kata Keiko pada Mizuki.

"UHUK" marika keselek. Dia kemudian menghampiri ke 3 temannya termasuk koala. Tapi koala lagi bobo jd dia cuma ngobrol sama yang 2.
"Itu... Keiko udh dket sama Mizuki atau gimana yah..." tanya Yuki.
"Jangan2 dia ke shibuya buat ketemuan sama Mizuki." balas Junko
"JANGAN2 MEREKA UDH JADIAN?!"
"Hus jangan kenceng2" kata Yuki sambil menutup mulut Marika.
"Bsk aja kita stalking dia... Secara dia setiap pulang pasti ke shibuya dulu dan itu biasanya lamaa banget, tp hr ini dia cuma sebentar." balas Marika
"Yasudah besok kita ikutin dia aja." jawab Junko.
"Hah? Ini ada apaan?" tanya Koala yang baru bangun.
"....neechan ini hobi bgt tidur yah..." kata Marika.
"EH ITU APAAN MIZUKI PELUK2 MAKOTO?!?!" teriak Yuki.
"HAH APA DI MANA?" balas Marika.
"ITU!!"

"uhm... Aku pulang dulu yah Marika, ini si Mizuki kecapekan kyknya." kata Makoto.
"Urus dia yang baik yah niichan :>" balas Marika dengan senyuman seorang shipper. Makoto kemudian mengelus kepala marika dan berjalan keluar dengan keadaan Mizuki memeluknya karena kecapekan.

"HALO SMUA~ INI MAKANAN!" teriak Keiko yang sedikit aneh hari itu.
"A-ah... Iya... Makasih Keichan." jawab Junko
"Beneran ada yang aneh, bsk kita hrs cari tau." jawab Yuki sambil menikmati sushi roll buatan keichan.

-the next day jengjengjengggg- /efek sound/?

"Aku ke shibuya yah spt biasa~" kata Keiko di stasiun aoyama yang akan berpindah kereta.
"Iya! Hati2 yah!" Kata Junko. Tapi ketika keiko masuk ke kereta, mereka ber3 mengikuti dari blakang dan msk melewati pintu kereta yang berbeda.

Hal spt biasa terjadi. Keiko kembali ke Miyashita Park dan melihat Mizuki dance.

"Oh... Jd begini..." kata Marika.
"Eh? Kok kalian di sini?" tanya Keiko.
"Kita cuma mau tau aja kamu sebenernya ngapain..." kata Yuki.
"Cieee keichan cieee~" iseng Junko.

"Mizuki-niichan!!" teriak Marika.
"Eh kamu mo ngapain udah diem lah!" kata Keiko.
"Hehe. No." kata marika dengan wajah iseng.
"Eh... Kalian kok di sini?" tanya Mizuki.
"Yah dr td aku jg udh tanyain kenapa mereka di sini..." gumam Keiko.
"Hallo keichan..." kata Mizuki sambil tersenyum. "Uhm, kalian mau aku ajarin dance?"

"Keichan aja! Dia hobi dance kok! Kita hrs balik ke Chinmi nih... Tkt dimarahin boss... Hehe" kata Yuki lalu mendorong kedua temannya menjauh dari mizuki dan keiko.

Keiko ngefacepalm...

"Sorry yah Mizuki..." dia membungkuk.
"Hmmm... Gapapa kok, ayok latihan dance."

Mereka berdua menari dan tertawa bersama dan Keiko sangat cepat dalam menghafal gerakan dance.

Hari sudah mulai sore.

"Ah~ aku capek... Ayok balik ke Aoyama." ajak Mizuki.
"A-ah... Ha'i... Kyou wa ureshii desu!" kata Keiko.
"Hmmm... Watashi mo... Hontouni ureshii desu." jawab Mizuki.
"iya... Hehe..  Ayok ke stasiun.."
"Ch-chotto (matte chotto matte oniisan/?) uhm... Aku ingin bertanya sesuatu..."
"Ke-kenapa?"
"Hmmm... Apa yang kamu suka dari aku?"
"Hee??"
"Ya... Maksudku sebagai oshi gitu..."
"Oh... Hmmm, aku sering melihatmu latihan... Kamu seorang pekerja keras... Hmm... Kamu keliatan pendiem tapi sebenernya kamu baik dan sangat ramah... Dan... Kamu mengingatkanku pada kakakku... Hehe, udh sih segitu aja."
Mizuki terdiam... Dia menatap mata Keiko.

Dug... Dug...

"Kamu... Kenapa... Mizuki-san?" tanya Keiko yang lagi deg2an saat itu.
Mizuki melepas topinya dan memasangkannya pada kepala Keiko.
"Aku juga suka padamu... Kamu juga oshiku di chinmi." katanya lalu tertawa. "Be yourself... Jangan malu2 di depan aku... Kita udah sama2 confess kan? Haha" lanjut Mizuki.
Keiko hanya bisa bengong dan melihat tindakan Mizuki.
"Topi ini... Simpan baik2 yah... Hadiah untukmu." Kata Mizuki.
Keiko melepas topi itu dan melihat ada sebuah tulisan.

Mizukixx

"Hee... Ini... Topinya..."
"Mulai skrg kamu pake topi itu yah!" kata Mizuki mengeluarkan satu topi lagi dari tas nya...

Keichan

"... Kamu bikin topi ini?" tanya Keiko di subway.
"Karena kita saling mengoshikan sesama. Hehehe. Kan satu jadi merchandise buat aku satu buat kamu."

Keiko ngeblush terus menerus. Dia juga tak bisa menahan senyuman.

"Mulai skrg kita pair yah! Tapi yah tetep aja aku pairing sama Makoto di the Hoopers..."

Sejenak mereka berdua tertawa...

--scene tambahan--

"KEICHAN MANA SIH DUH AKU LAPEEEERRR" Teriak Marika.

"ITU ANAK KEASIKAN PACARAN ATAU GIMANA SIH?!?!" teriak Yuki.

Dan Junko yang emang kurus dan gk gitu hobi makan lagi dengerin musik sambil perhatiin mereka.

"Tadaaaa~ makanan buatan Makoto untuk Marika~" kata Makoto yang tiba2 keluar.
"YEY!! ARIGATOU NIICHAN!!" lalu Marika melahap habis omurice buatan Makoto.

"Yuki-chan~ aku bawain Takoyaki nih!" kata Haruki yang tiba2 dateng.
"AH KAMU TAU AJA AKU LAGI LAPER."

"Junchan... Kamu laper?" tanya Mirai.
"Ehm... Gk gitu kok..."
"Aku ada roti nih... Makan aja yah."
"Hah? Bnran? Arigatou!!" jawab Junko dengan sangat senang.

"Tadaima~" teriak kedua member yang menghilang tadi. Mereka masuk ke cafe dalam keadaan Mizuki memegang tangan Keiko.
"CIEEEE!" teriak Junko.
"IHWAW PAKE TOPINYA MATCHING" teriak Yuki.
"KITA KELAPERAN TAPI WORTH IT YAH." Teriak Marika.
Keiko yang pusing melihat adik2nya hanya bisa facepalm.

Mizuki ngegandeng keiko karena udh malem dan Keiko jalannya lama, jadi ditarik gitu deh. Itu doang kok...

-end-

Senin, 16 Maret 2015

One Whole Day with You

Genre: fluff
Pair: Yuki(OC) x Haruki
Length: oneshot

Hari yg cukup cerah saat itu, yuki si gadis pelayan di Chinmi Cafe itu sedang melayani pelanggan seperti biasa. Dia menggunakan kacamata nya yang membuatnya terlihat sedikit nerdy

Bell berbunyi menandakan ada pelanggan baru

"Irasshaimase" kata Yuki dan Junko kedua maid di cafe tersebut, tapi yuki tidak menengok pada pelanggan yg datang.
Marika yang baru slesai menyanyikan satu lagu di cafe tersebut melirik ke arah pelanggan dan melirik lagi ke arah yuki sambil sedikit tertawa kecil. Junko dan keiko pun melakukan hal yang sama. Yuki sedang tidak mood hari ini karena beberapa masalah yang harus dihadapi mengenai kesehatannya. Dia insomnia beberapa hari ini karena kartu kereta nya hilang.

"Yuki-chan" ada sebuah suara yang membisik di leher Yuki. Suara itu sangat familliar di telinga Yuki dan tiba2 dia merasakan pelukan dari belakang.

"Ha-Haruki?"
"Siapa lagi yang suka peluk kamu kyk gini?" haruki tersenyum sedikit ketawa.
"Kamu ngapain di sini?"
"Mau ketemu pacarku tercinta dong, ngapain lagi?"
Yuki sedikit malu dan nge-blush, dia sedikit merasa senang, tapi tetap saja kartu kereta itu masih hilang dan gantinya itu dengan uang yang cukup mahal juga dia belum gajian(?)
"Kenapa? Sedih karena ini?" Haruki mengangkat gantungan yang sering digantung di tas Yuki... Kartu keretanya.
"D-darimana kau mendapatkan itu?"
"Hehehe... Magic!" kata Haruki sedikit iseng.
"Kembalikan!" katanya mau mengambil kartu itu tapi haruki malah jinjit dan menahan wajah Yuki supaya dia tidak bisa mengambilnya. "Kamu mau apa sih sbenernya?" tanya Yuki kesal.

"Spend a whole day with me. I'm bored." jawab haruki mengistirahatkan kepalanya di pundak Yuki.
"A-aku kan lagi kerja!"
"Ehem... Makoto~" haruki memanggil temannya yaitu Makoto.
"Hallo yuki-chan! Hehe, hari ini aku udh janji mau spend time di sini jadi butler, biasa bantuin kakakku itu. Juga mau temenin Marika" katanya menengok ke Marika yang sepertinya hatinya sudah penuh dengan kembang api(?) tapi dia menahan teriakannya itu.

"Ganti baju dulu gih!" kata Haruki mengedipkan mata padanya.
"H-ha'i!" kata Yuki.

---beberapa menit kemudian---

"Jadi kita mau kemana?" tanya Yuki yang memakai sweater garis2 berwarna hijau biru tua dan skinny jeans.
"Kemana aja deh, yg pnting aku sama kamu." kata Haruki. Yuki spontan memukul tangannya.
"Maksudnya apa sih? Dari tadi gombal mulu, kalo gk ngapa2in yah aku balik kerja ini." kata Yuki yang membalik badan siap kembali ke cafe nya. Tapi haruki menahan tangannya dan memutarnya serta mengkecup dahinya.
"Maaf. Ayok kita ke Shibuya, jalan2 di sana, sekalian refreshing." kata Haruki mengajaknya ke Shibuya.

--sampai di shibuya--
"Kamu tau kan artinya patung Hachiko ini?" tanya Haruki.
"Hmm, aku hanya tau dia setia menunggu tuannya yang sudah meninggal balik di stasiun shibuya."
"Kesetiaan. Semua pasangan yang ke sini pada akhirnya akan selalu setia. Jadi aku harap kamu juga setia sama aku." kata Haruki menengok ke Yuki yang sedikit ngeblush. Yuki menolehkan wajahnya menutup wajah merahnya.
"Tidak perlu malu2 terhadapku. Kita ini sudah kanojo dan kareshi" Kata Haruki lalu menarik tangan Yuki.(oke ini alay maafkan summer)

"Mau makan Takoyaki? Aku yang bayar deh." Kata Haruki membelu takoyaki itu dan menyuapi Yuki.
"Bagaimana kau tau aku suka takoyaki?"
"Hehehe... Magic!"

-flashback-
"Eh... Ini kartu keretanya si Yuki jatoh..." kata Haruki ke Keiko yang sedang berada di Harajuku JOL saat itu.
"Hmm? Aduh anak itu sangat ceroboh..." Dan ketika keiko ingin mengambilnya, kartu itu ditahan oleh Haruki.
"Uhm... Bolehkah aku yang balikin? Aku mau kasih surprise untuknya."
"Hmm? Ah kalian imut sekali, lama2 aku ship juga ini haha, yasudah, good luck kasih surprisenya! Aku pulang dulu yah."
"Eh keiko tunggu!"
"Ada apa?"
"Uhm... Makanan favorite Yuki itu apa yah?"
"Yuki? Hmmm... Takoyaki. Dia sangat suka itu."
"Baiklah! Arigato Keiko san!"

-end of flashback-
"Apaan sih dr td magic2 melulu? Kamu pikir aku Kizaki Yuria di Majijo 4?"
"Bu-bukan gitu... Mksdnya yah aku mau ini spesial gitu." kata Haruki.
"Hmmm ... Yasudah sini takoyaki nya."
"Etts... Aku aja yang suapin." yuki hanya bisa melihat pacarnya itu dan menurut.

"Ayok kita ke Odaiba sekarang!"
"Eh? Odaiba? Tokyo TV? Ngapain ke sana?" tanya Yuki.
"Karena Tokyo tower udah mainstream, ayok cepat!"

--sampai di Odaiba--
Fyi: odaiba itu tmptnya tokyo tv yang di dpnnya suka ada pertunjukan2 unik random gitu deh(?) terus ada kek pemandangan sungai sama bridge gitu

Jam sudah menunjukan pk 6 malam.
"Uhm... haruki-kun, udh jam 6 ini... Kapan pulangnya?"
"Tunggu sebentar lah, kita nikmatin dulu suasana di sini!" kata Haruki.

Tik tok tik tok...
Jam 7...

Di mata Yuki terdapat sebuah pelangi. Pelangi di malam hari.

"Apa itu?" tanya Yuki.
"Rainbow bridge... Indah yah?" haruki berjalan ke belakang yuki dan mengalungkan sesuatu.

Kalung berbentuk huruf H.

Lalu dia memeluknya.

"Ha-haruki-kun..."
"Happy 1st monthsary" kata Haruki. "Aku tidak tahu kenapa, tp sepertinya 1 bulan itu sangat penting bagiku."
"Haruki-kun..." Yuki meneteskan air mata.
"Ke-kenapa kamu menangis?"
"Hiks... Aku bahkan lupa hari ini kita monthsary" (HAYOLOH PIKUN /udah zak/)
".... Yasudah tidak apa2" haruki melepas kacamatanya lalu mengusap air matanya. Lalu mencium matanya. "Jangan menangis lagi atau akan kucium terus." katanya dengan smirk.
"Ih haruki pervert!" katanya memukul sedikit tangannya. "Kembalikan kacamataku!"
"Tidak! Hanya aku yang boleh melihat Yuki-chan tanpa kacamata. Jangan pernah melepas kacamatamu di depan lelaki lain. Oke?" katanya.
"Ba-baiklah..."

-edition scene-
"Jadi begini rasanya jadi butler... Ah lelah sekali..." kata Makoto.
"Tapi Makoto niichan jago banget yah ngegombalin pelanggan. Huft..." kata Marika.
"Kalian belum merasakan pressure jadi chef." kata Keiko.
"Lain kali aku bantuin deh..." tiba2 seseorang dengan rambut blonde yang duduk di cafe itu seharian ngomong ketika cafe hampir tutup...
"Mi-mizuki..." smua shock... Dia seperti ninja yang tiba2 dateng.
"Hehe, aku mau jemput Makoto." kata Mizuki.
"Yasudah aku balik dulu yah, Haruki sama Yuki langsung pulang juga katanya..." jawab makoto.
"I had a lot of fun today Marika-chan~" lalu mengusap kepalanya layaknya seorang kakak.
"Ha-ha'i!"
setelah makoto dan mizuki keluar....
"AAAH SENANGNYA HARI INI!" teriak Marika. "Ya kan keichan??.... Keichan?... Keeeiii chaaaaaaan~???"

"Keichan lagi shock kayaknya" kata Junko
Keichan lagi bengong gk percaya barusan Mizuki bilang mau bantuin masak.

-end-
#HappyRandomDay

Minggu, 15 Maret 2015

Happy Ending of Karakuri Pierrot

Genre: romance
Pair: Junko(OC) x Mirai
Length: one shot

Junko's POV
Aku sedang tidak seperti biasanya hari ini. Kenapa? Karena hari ini cafe libur. Haha XD
Tapi yah, meski begitu hr ini smua pada sibuk. Keichan sptnya sedang ber reuni dengan temannya dari SMA angkatan dia. Marika sedang melakukan aktifitas biasanya yaitu... Ngewota. Dan Yuki... Hmmm aku gk tau yuki sedang apa skrg sebenarnya... Yg jelas dia gk ada di dorm.
Yang pada akhirnya tersisa seorang Junko. Duduk sendirian. Di sini. Di taman. Aku bosan.

ARGH!! sesungguhnya mereka ini tega atau gimana ninggalin aku.
Aku membawa mp3 ku dan berjalan ke taman di depan dorm. Aku menyetel lagu secara random. Hmmm...

Kenapa hrs lagu ini? Meski melody nya enak didengar aku tetap saja akan sedih setiap mendalami liriknya.

Karakuri Pierrot - Hatsune Miku.

Penyanyi yg tidak nyata itu cukup membuatku baper hari ini. Salahkan hp ku yg menyetelnya.

Aku kembali kepikiran sosok seseorang yg membuatku jatuh cinta.
Bukan hanya sebagai seorang fans. Tapi sungguh jatuh cinta.

Mirai.

Iya. Namanya adalah masa depan.

Hmmm. Iya sih dia sedikit tsundere. Tp aku merasa selama ini selalu cinta searah.

It's always me who keeps trying to reach you.

Aku mulai menutup mata sambil mengadah ke langit.

*flash back*

Aku berada di perpustakaan dekat dorm saat itu.

"E-eh... Mirai-kun?"
"Ah- kau lagi. Kenapa kita selalu berpapasan?" tanyanya dengan sangat dingin.
"Aku... Aku tidak tahu."
"Ah iya aku lupa. Kamu fans aku kan... Jangan2 kamu stalk aku, hmm? Kebiasaan fans dasar."

Hatiku sakit. Selalu saja aku dipandang rendah olehnya.

"Berhenti."
"Hah?" tanya Mirai bingung.
"Cukup. Aku sudah tidak kuat lagi. Selama ini aku selalu memandangmu sebagai seorang idol yg pantas untuk diidolakan. Tp sepertinya smua itu salah." kataku hampir meneteskan air mata.

Mirai mulai menunduk.

"Aku hanya melakukan suatu kesalahan. Hanya sekali. Dan kau membalasku berkali2, aku skrg menyesal sempat mengidolakan seseorang sepertimu." kataku lalu meninggalkannya.

"T-TUNGGU!" teriak Mirai. "g-gomen... Sepertinya aku terlalu menjaga image. T-tapi... Terima kasih sudah terus mensupportku. Aku sungguh minta maaf."

Aku hanya bengong. Sedikit senyuman muncul di wajahku.

"Mi-mirai-kun..."
"Aku janji aku tidak akan menyakitimu lagi. Sungguh aku minta maaf."

Dan sejak saat itu... Perasaanku bukan hanya sebagai fans dan idol. Tapi perasaanku adalah cinta.

*end of flashback*
Aku membuka mataku...
Seringkali aku merasa iri terhadap smua pasangan di sekitarku.

"JUNKOOOO~~~~"
"e-eh... Bukannya kamu td pergi?" tanyaku pada sosok perempuan yg memakai kacamata itu.
"e-eh.. Ehehe... Cuma sebentar kok"
Dia pasti menyembunyikan sesuatu.
"ayok ngaku kamu abis dr mana?"
"Hehehe... Diajak jalan sama anu..."
"... Anu? Jangan bilang... Haruki?" tanyaku tak percaya.
"Tehee~" kata gadis bernama Yuki itu. "BTW, apakabar perasaanmu sama Mirai?" tanyanya.
"Sepertinya masih searah. Dan sedikit mau menyerah. Tapi aku akan terus mensupportnya sebagai idol."

Tiba2 yuki menamparku.

"Berhenti mengatakan hal itu. Cepat confess sekarang juga!" katanya dan menyuruhku menelpon Mirai.

"Ha-hallo, mirai-kun?" tanyaku.
"Iya ada apa?"
"Bisakah kita ketemu hari ini? Atau aku bisa saja ke tempatmu sekarang."
"aku ada di JOL Harajuku jika kau mau ke sini. Hehe"
"ba-baiklah." aku menutup telpon dan bersama Yuki aku ke Harajuku.

*The hoopers Karakuri pierrot performance*

Ah lagu ini lagi... Aku hanya bisa tersenyum melihat oshiku di atas panggung menyanyi. Dia sungguh bersinar.

Selesai acara Yuki segera menghampiri Haruki dan sepertinya mereka makin so sweet. Ah aku iri '-'. Tp skrg waktunya aku confess.

"Junko! Hai!" kata sosok member tertinggi itu menghampiriku
"Uhm... Mi-mirai kun... Aku ingin mengatakan ini sejak lama..." aku menghela nafas. "Aku... Sangat suka padamu..."
"E-eh? Sebagai idol kan maksudmu?"
"Emm... Bukan hanya sebatas idol... Lebih dari itu."
Aku melihat Mirai menunduk. Sering sekali aku melihatnya menunduk.
"Besok... Ada sebuah festival kembang api, dan aku membeli 2 tiket" aku menyerahkan tiket itu satu ke Mirai. "jika kau menerima jawabanku, aku harap kamu datang jam 7 saat pesta di mulai di taman hiburan itu." kataku dengan gugup lalu membungkuk dan menarik Yuki pergi.

"Hey! Kamu menganggu moments ku bersama Haruki!" sepertinya dia meoihat kesedihanku. "Jadi gimana confessionmu?"
"Berjalan... Lancar. Aku lega telah mengatakan itu kepadanya." kataku tersenyum.
"Baiklah. Tinggal menunggu besok bukan?"
"Iya..."

*keesokan harinya*

Narator's POV

Junko sudah berpakaian rapi dengan kimono nya yang imut menunggu tepat di depan Disney land. Dia melihat jam.

18.54

"Sepertinya aku kepagian"
"Junko-chan?" ada sosok suara yang familiar.
"Ah- Tsubasa-kun!"
"Hehe. Aku hanya datang untuk mengantarkan ini..." dia memberikan sebuah box.
"Terimakasih!" kataku tersenyum pada member yg ramah itu.
Tsubasa kemudian melambaikan tangan dan pergi.
"Ini apa... Dan dari siapa..."

Mirai's POV
"Aku hrs apa..."
"Oy mirai~" kata Haruku mulai memelukku seperti biasanya. "Eh tunggu, bukankah kau hrs bertemu Junko hari ini?"
"Aku msh bingung dengan perasaanku."
Haruki bangun dan menamparku.
[Haruki sama Yuki hobi nampar ternyata]
"aku harus bilang... Kamu bodoh. Kamu berubah banyak semenjak kamu balik dari perpustakaan saat itu. Dan aku yakin kau ketemu dengan junko saat itu."
Kembali Mirai hanya terdiam.

"Kau sungguh bodoh jika tidak menyadari perasaanmu..." datanglah sebuah jamur menimbrung pembicaraan kita. "Dari mana kamu tau dia suka Music box?"

/seketika balik ke Junko yang lagi buka box dan ada music box nya/

*flashback*
"Aku merasa tenang jika mendengar music box." kata junko tersenyum padaku di toko musik. Saat itu member the hoopers sedang jalan bersama Chinmi.
"Iyakah? Coba sini" aku menarik musicbox yang ada di tangannya. "Ini bukannya lagu Karakuri pierrot?"
"iya! Aku suka lagunya."
*end flashback*

"Mirai. Kau suka padanya." kata si jamur itu.
Aku terhening.
"Dan kamu sudah telat sekitar hampir 1 stengah jam" kata haruki yg melihat jam nya.

Junko's POV
Aku menunggu, sambil setengah menangis.
Kenapa? Kau membelikan sesuatu yg aku suka... Apakah ini pertanda kau menolakku?
Aku kmbali melihat jam... Hampir 2 jam aku menunggu. Aku sungguh merasa bodoh.
Junko, kau baka!
Idol yg tidak punya hati seperti mirai mana mungkin membalas perasaanku?
Aku hanya sebuah badut yg bisa dimainkan di kepalanya.
Apa arti music box ini? Hmph.

Aku memutuskan untuk masuk ke disneyland dan mengantre di permainan bianglala.

Mirai's POV
Aku berdiri. Mengambil dompet dan kunci dorm.
"Aku akan pulang sedikit larut hari ini!"
Aku berlari ke stasiun kereta terdekat.

Mencari kereta untuk ke disneyland. Kembali melihat jam... Acara sudah mau mulai. Sial.
Akhirnya kereta sampai. Banyak sekali orang di sini... Aku berlari dan hampir jatuh berkali2.
Mencari seorang Junko.
"JUNKOOOOO!!!" teriakku sekuat tenaga. "JUNKOOO!!! KAMU DI MANA?" Aku sudah tidak peduli dengan orang2 yg melihatku di sekitarku. Di atas kursi di depan gate masuk. Music box hadiahku. Dia belum pulang kan?
Aku kembali berlari ke dalam disney land dengan tiket yg ia berikan. Dan berlari sambil berteriak lagi.
"JUNKOOO!!"

Itu dia.

Junko memakai kimono hari ini.

Sangat cantik.

Aku mengejar antrean itu dan menyerobot tanpa memperdulikan yg disekitarku.
Aku langsung menariknya keluar antrean dan memeluknya sangat erat.

"Maafkan aku. Kau pasti menunggu lama kan?"
"Mi-mirai-kun..."
"selama ini... Aku selalu takut akan image ku yg hancur. Tapi... Kamu merubah hal itu junko."
Aku melepas pelukanku.
"Kamu telat 2jam." katanya dengan wajah cemberut.
"Maafkan aku sekali lagi. But... Please be my girlfriend! Aku sudah menyadari perasaanku sekarang." aku membungkuk. Dan ketika aku menengok ke atas, dia mengangguk sambil setengah menangis. Aku mengusap air matanya dan memeluknya seakan dia benar2 milikku dan tidak boleh ada yg mencurinya.
"Simpan musicbox ini baik2"
Junko memutar musicbox itu.
Bukan karakuri pierrot.
Itoshi koishi kimi koishi.
Dan dia tertawa sedikit. Melihat kembali ke wajahku. Aku tersenyum.
Tiba2 kembang api mulai naik dan itu merupakan hal yang sangat indah. Karena hari ini aku bersama Junko.
"Uhm... Jun-chan..."
"Hah? Jun-chan?"
"itu nama panggilanku untukmu! Jun-chan, hanya aku yg boleh memanggilmu itu!" kataku lalu tertawa.
"Baiklah!" katanya tersenyum dan melihat kembang api itulagi dengan senyuman.
Aku memeluknya dari belakang dan bisa merasakan dia sedikit deg2an.
"I finally have you Jun-chan"

-end-
Cukup pendek
Aku lelah
Aku bingung
Intinya gitu deh/?
Smoga suka u.u
Siap2 abis ini ff nya siapa yah u.u

-saltteppen-

The Hoopers ff chapter 2

Because Of Problem in Chinmi (Chapter. 2)

.
.
.
.
.
/Masih di Dorm member The Hoopers/

‘Doushiyou....?’ Junko panik.

Miris, tidak ada waktu buat fangirling, mau senyum-senyum karena ada oshi didepan mata juga gak bisa, keringet dingin iya, jantung rasanya mau copot. Bertemu lagi dengan orang yang sewaktu itu marah besar gara-gara kecerobohan kita sendiri itu rasanya... IT’S ZAMTING.

“A-ano... etto...”
“Kamu... kamu kan yang waktu itu! Maid di Chinmi Cafe yang numpahin pesanan-pesananku...” Mirai sangat terkejut. Bertemu lagi dengan seseorang yang lusa kemarin juga menumpahkan kopi ke pahanya... sekarang mendatanginya, sampai ke dorm.

Lalu Mirai menengok kearah Yuki, “Kamu juga maid yang teriak-teriak itu kan?!”
‘Ucet....sialan. kok tau.’
“I-iya... su-sumimasen ahahaha.” Jawab Yuki seadanya, dia gak nyangka bakal ikutan dibentak sama Mirai.
“Nah ini lagi, kalian berdua.. siapa?” tanya Mirai ketus melihat ada Keiko dan Marika yang berada disebelah Makoto,
“E—eh!! A-ano itu... kita berdua juga pekerja di Chinmi Cafe...” ucap Marika.
“Y-ya betul! Kita dateng kesini buat nemenin mereka berdua minta maaf, ke anda... ya.. Mirai-san.” Jelas Keiko, lalu aneh sendiri dengan kata-kata nya barusan.
“Halah... dasar, kalau tetap ada Maid macam dia, mau jadi apa Cafe kalian, hah?” tanya Mirai sambil menunjuk Junko, Junko sedari tadi hanya bisa diam, berusaha untuk tidak memasuki kata-kata Mirai kedalam hati(?). ‘Gak peduli, asalkan dimarahin oshi.... saya rela deh.’ Junko membatin.
“Eh kalem dong” sambar Yuki, “Ganteng-ganteng kok marah-marah mulu sih—“
“Eh lo yang waktu itu teriak-teriak diem aja.” Bentak Mirai, membuat Yuki langsung diam. Ia langsung menatap Mirai bagai tatapan anak kecil yang menahan tangisnya sebab tak dikasih permen.
‘Sejahat ini kah Mirai kalau waktu nya sama Haruki di ganggu.......?’ batin Makoto yang berada disebelah mereka,

“Udah-udah, tujuan mereka datang kesini kan mau minta maaf ke kamu, Mir...” Makoto melerai Mirai. Marika langsung cemberut ke arah Mirai, dirinya merasa dibela Makoto.
“Minta maaf?? Minta maaf gimana hah?” tanya Mirai dengan nada yang meremehkan,
seketika Junko langsung menyerahkan kotak kue yang ia pegang kepada Yuki lalu segera berlutut didepan Mirai.
“Go-gomen...GOMENNASAI OUJI-SAMA! GOMENNASAI MIRAI-KUN!!!” Junko meminta maaf berlebihan, oh tidak, ia hampir menangis.
“E-eh?!” Mirai kaget akan tindakan Junko yang tiba-tiba itu,
“....Ga-gara kamu paha ku sampai sekarang masih merah tau.” Keluh Mirai, mukanya masam.
“WOOO” yang lain langsung bersuara,
‘Ma-mau dong liat... #plak’ Junko langsung mikir yang iya-iya.
“Sudahlah Mirai, jangan diungkit-ungkit lagi, lihat dia itu sampai bela-belain datang ke dorm kita cuman mau minta maaf ke kamu.” Jelas Makoto,
“Chotto... lusa kemarin kan kita pergi ke Cafe sambil nyamar. Kenapa mereka bisa tau member hoopers?” tanya Mirai kaget, Marika tersenyum licik. ‘Siapa suruh buka masker nya’
“Hoo... ini, dia lah yang melihat kalian baru keluar dari cafe itu, katanya dia juga sempat melihat wajahmu karena kamu melepas masker mu sewaktu itu.” Jelas Makoto. Mirai langsung merasa bodoh.
“Kenalkan, ini Kobayashi Marika, Mizushima keiko, itu Takahashi Yuki dan yang itu Aoki Junko.” Makoto memperkenalkan mereka berempat, Mirai cuman bisa manggut-manggut aja.
“Hm hm... Terus kenapa kamu seenaknya ngebiarin mereka masuk?” tanya Mirai
“Ck. Asal kamu tau aja, mereka fans berat the hoopers lho. Sini biar kujelaskan....” Akhirnya Makoto pun menjelaskan semuanya, siapa mereka berempat itu, dan bagaimana sampai bisa menemukan dorm mereka. Oke ini akan sangat panjang. So, Author skip aja yah (?)

Setelah mendengar penjelasan Makoto, Mirai membulatkan kedua matanya, “Jadi mereka semua...sudah kenal lama dengan mu?” tanya Mirai masih tak percaya.
“Iya, makanya aku memperbolehkan mereka masuk.”
“Dan jadi lusa kemarin itu aku datang ke Cafe milik kakakmu?” Makoto mengangguk lagi, Mirai langsung menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal itu. Kemudian ia menengok kearah Junko, yang masih setia berlutut didepannya dengan wajah memelas.
‘Babang Mirai notice me wey!’ batin Junko.
“Hng....” Mirai bingung harus menanggapinya bagaimana.

Tiba-tiba Pintu kamar MiRuki terbuka, lalu munculah seseorang berambut coklat dari balik pintu tersebut.

“Ada apa ini ribut-ribut?” tanya seseorang itu, yang tak lain adalah yang tadi diKabedon oleh Mirai.

“K-KYAAAAA!!” tiba-tiba Yuki berteriak, yang lainnya otomatis langsung menengok kearahnya.
“Hmff—“ Segera Yuki membekap mulutnya, lalu bersembunyi dibalik badan Marika. Marika langsung menatap dengan tatapan ‘lu napa sih?!’ kepada Yuki.
“I-itu.... si anu...!!” wajah Yuki memerah. Oh, ia tak kuasa ingin Fangirling.

“Haruki, kubilang tetap dikamar kan...” Mirai sedikit membisik kepadanya saat Haruki datang kesebelahnya. Namun si swag itu hanya menanggapinya dengan senyuman dan watados.
“hee... Kalian siapa? Kenapa bisa ada orang lain di dorm kita?” tanya nya dengan santai, membuat Mirai membatin ‘cih, aku dikacangin.’
“Mereka—“ baru saja Makoto ingin menjelaskan, tiba-tiba Haruki berteriak. “A-aku ingat!! Kalian kan Maid yang dicafe itu!!!” teriaknya sambil menunjuk Junko dan Yuki yang jauh disana. Makoto langsung facepalm.
‘Kyaaa aku ditunjuk~~’ Yuki langsung menutup wajahnya yang lagi-lagi memerah.
“Lagi-lagi kita ga ditunjuk...” bisik Marika ke Keiko,
“Pfft ya jelaslah, itu urusan mereka berdua sih...” balas nya.

Akhirnya Yuki memberanikan diri maju kedepan(?). “Ano su-sumimasen deshita...” Ucap nya terbata-bata, disusul Junko yang segera bangkit dari berlututnya. Lalu Yuki merangkul lengan Junko. “Ki-kita bisa jelaskan...”
‘Wah wah... ternyata mereka ini fans yang baik sekali...niat banget sampai-sampai datang kesini cuman mau minta maaf?’ pikir Haruki sewaktu menatap kedua perempuan yang bekerja sebagai maid itu.
“A-aoki Junko desu. Lu-lusa kemarin... aku, sewaktu itu sedang sakit, namun aku memaksakan untuk tetap bekerja hari itu. Memang salah ku. Saat ingin mengantarkan pesanan kalian, sebenarnya badanku sudah tidak kuat lagi, ya jadi gitu... sampai-sampai aku tidak sengaja menumpahkan pesanan kalian. Karena itulah, aku mohon maaf.” Jelas Junko dengan wajah menyesal sambil menunduk. Mirai hanya bisa menatap nya datar.
“Lalu kalau kamu?” tanya Haruki yang kemudian menengok ke Yuki,
“Hee?! Aku? A-ano.... gomennasai, ng...... waktu itu teriak-teriak gak karuan ke kalian. Haha.” Jelas Yuki dengan sangat gaje nya, MiRuki hanya bisa menanggapi nya manaikkan satu alis mereka. ‘???’

“AH! Ta-tapi ini....” Yuki segera mengambil kotak berwarna biru tua berpita hijau yang berisi Cake buatan mereka berempat, lalu menyerahkannya kepada MiRuki.
“Se-sebagai permintaan maaf...”
“Kami mohon terima lah, kami berempat membuatkan ini untuk kalian.” Junko melanjutkan.

Mirai ragu-ragu ingin menerima nya.
Haruki pun menepuk pundak nya, “sudah terima saja maaf mereka. Mereka fans kita ini.” Ujar nya. Akhirnya Mirai pun menerima nya. Setelah Mirai mengambil kotak kue nya, Junko dan Yuki langsung membungkukkan badan mereka dalam-dalam “NE, HONTOU NI GOMENNASAI!” ucap Junko dan Yuki meminta maaf dengan serentak.

“ee yo... sebenarnya itu tak masalah sih, aku sudah memaafkan kesalahan kalian kok.” Ucap Haruki mengambil tangan kanan Yuki lalu menatap kedua matanya. ‘Iya lah, Har... lo kan ga ketumpahan kopi panas waktu itu.’ Mirai menatap sinis ke danso disebelahnya itu.
“Ha.....haruki-kun...?” wajah Yuki kembali memerah, kali ini merah panas.
“Siapa nama mu?”
“Ta-takahashi Yuki desu...”
“Souka, Yoroshiku ne.” Haruki mengedipkan sebelah matanya, “A-a-a.....etto....” Yuki yang melihatnya tak mampu berkata-kata. ‘Se-seseorang cubitlah aku, ini mimpi kan? Ya kan?!’ batin Yuki, ia masih tak percaya, sekarang ini, oshi tercinta sedang menggenggam tangannya.
“Kebiasaan dia, ngasih fanservice.”
“Itu fanservice ya...?”
Bisik Marika dan Keiko, mereka hanya bisa berkomentar.

“Hm ya, ba.. ik lah, permintaan maaf kalian ku terima.” Akhirnya Mirai bersuara, tetapi masih dengan nada ragu-ragu(?). Sebenarnya ia belum bisa memaafkan Junko sepenuhnya.
“A-arigatou gozaimasu!!!” Junko sangat berterimakasih, hati nya kembali senang, ia sekarang bisa tersenyum ceria lagi.
“D-douitashimashite.” Jawabnya sambil melihat kearah lain.
“....?” Junko yang memerhatikannya secara detail ingin sekali berteriak dan memeluk badannya. Wajah nya memerah melihat mahluk tampan didepannya ini, jantung nya berdebar sangat kencang. ‘BABANG MIRAIIIII NOTICE ME LAH PLEASE’ akhirnya ia hanya bisa berteriak didalam hati.

“Oh iya, hei kamu.” Mirai memanggil Marika,
“EH? SAYA?” tanya nya terkejut,
“Iya, sini.”
Marika segera mendatangi Mirai, lalu menyambar tangannya. “Kobayashi Marika desu.” Ucapnya memperkenalkan diri dengan sangat percaya diri sambil menjabat tangan Mirai, Mirai hanya bisa melongo. ‘Bu-bukan ini maksudku...’
“Ma-marika apa-apaan kamu??” Junko langsung cemburu, tangan oshi kesayangannya tiba-tiba disambar begitu saja dengan temannya sendiri. Marika tak meresponnya.
“Lusa kemarin... kamu yang melihat kami baru saja keluar dari cafe itu kan?” tanya Mirai sambil menatap Marika tajam.
“Iya betul! Dari jauh, aku sudah seperti mengenal kalian berempat, dan aku melihat wajah mu setelah kau membuka masker. Aku sangat yakin bahwa kalian itu member the hoopers karena insting Idol ku yang selalu benar. Hohoho.” Marika menjelaskan dengan senyuman pede nya, membuat Mirai ingin menjitak kepalanya.
“Ba... baka! untung saja kau tidak memberi tahu orang-orang lain selain teman-temanmu ini.”bentak Mirai memelototi kedua mata Marika,
“Ko-kowai...!!”
“Etto... Kalian...” Makoto dan Keiko mencoba ingin melerai mereka berdua (jangan tanya Yuki sedang apa), namun sia-sia,
“Kalau saja kau sebarin... kita, member the hoopers, datang ke Chinmi cafe, bisa-bisa ada banyak fans dan paparazzi yang langsung menyerbu kita saat itu juga atau kapanpun juga tau.” Bentaknya,
“pede amat lo...”
“Andai-“
“Ya nggak lah! Sekarang bukannya udah jelas? Marika gak nyebar-nyebarin apa-apa tentang member the hoopers yang menyamar datang ke Cafe kita kan???”
“Ya...Yaudah sih ya... BAGOS KALO GITU”
“Yaudah kalem aja lah, mas tukang ngebo” :(
“Fans macam apa lo ngatain pangeran tampan ini ngebo?”
“Eh Marika fans nya dia ya” ucapnya sambil menunjuk Makoto yang ada dibelakangnya, sedang berusaha melerai mereka berdua yang sedang berdebat. “Yang ngefans, pakai banget ke kamu itu dia, dan emang fakta kan kalau kamu tukang ngebo kan?” Marika menunjuk Junko yang wajah nya mulai jengkel.
“Ya-yaudah, cukup tau.” Tanggap Mirai, yang dibalas pout dari bibir Marika.
‘Heeeeh Notice me, babang...’ Junko masih mengharapkan itu.

“Ng kalau gitu... Sini kotak nya, biar kumasukkan kulkas.” Tawar Makoto, Mirai menaikkan alisnya,
“Memang ini apa? Kok dimasukin kulkas”
“Yang jelas bisa dimakan kita lah.”
“O-oh...”
“Kalian berempat tunggu saja disini, aku mau ngurus ini dulu ya.” ujar Makoto sambil tersenyum,
“Ba-baik!” tanggap Marika.
Makoto pun mengambil kotak tersebut dari tangan Mirai lalu segera meninggalkan mereka diruangan itu. 

Seketika Awkward.

'hmf.' Mirai pun membalikkan badannya,
“Ano... Haruki..."
"Iya?" jawab seseorang yang dipanggil itu,
"Sudah cukup waktumu dengan fansmu. Ayo lanjut.”
“HEEEE?!” reaksi yang lainnya,
‘Mir bentar, pinjem dulu dong!’ batin Yuki, mengeratkan genggaman tangan oshi nya. Namun Haruki melepas genggamannya,
“Eh?”
lalu ia mengusap kepala milik Yuki.
“Sankyuu ne Yuki-chan! Tenang, aku sudah memaafkan kalian kok. Senang bertemu kalian!” Ucap nya lalu melambaikan tangannya ke arah Yuki, juga Marika Keiko Junko.
Marika dan Keiko hanya bisa membalas melambai sambil kebingungan.
“Ha-hai’ douita, Haruki-kun...” jawab Yuki sambil berkaca-kaca, ia merasa sedikit sedih juga.
“Ano.... terima kasih, ya.” Ujar Mirai dengan ekpresi tsundere kearah Junko, Junko langsung mengangguk dengan cepat. “Hai! Douitashimashite, Mirai-kun!”
Mirai tak menatap Junko lagi, ia pun segera menarik tangan Haruki lalu masuk kedalam kamar mereka berdua.

BLAM

Pintu kamar mereka sudah tertutup dan... terkunci.

“....” Junko menatap pintu yang barusan saja ditutup. ‘Mirai-kun... ittai nande??’
“Sebenarnya mereka mau ngapain?”
“Tadi katanya ‘ayo lanjut’...”
Yuki langsung menjongkokkan tubuhnya lalu menenggelamkan kepalanya kedalam tangannya. “Uhuhuhuuuu... aku lebih bahagia kalau miruki bersama kok ahahahaha”
“Baka.”
“Cie yang tadi diapain tuh sama oshinya...” ledek Keiko, sebenarnya dia iri, soalnya dari tadi seseorang, atau lebih tepatnya- Oshi nya yang ia tunggu-tunggu belum datang juga.

“Oy kalian~~ sini sini...”

Tiba-tiba terdengar suara Makoto, ia memanggil keempatnya.
“Kita pindah ke ruangan sana aja” ajak nya,
“Ah baiklah!” Marika langsung semangat menyusul Makoto yang mulai berjalan keruangan lain.
“Hey Junko...? Ayo.” Ajak Yuki dan Keiko, namun yang diajak masih terlihat murung
“U-um...” tanggap nya,
“Junko kenapa?”
“Aku ragu, Mirai terlihat belum memaafkan diriku sepenuhnya.” :<
“Owww...” Keiko dan Yuki pun langsung mem-pukpuk pundak Junko
“Jangan berpikiran seperti itu, mungkin tadi dia sedang badmood, ditambah badmood lagi kita dateng.” Keiko mencoba menenangkan Junko,
“Iya. bisa juga gara-gara kita gangguin waktu nya dia sama Haruki sih...” pemikiran Yuki yang beda...
“Kamu masih mending Jun... kalian beretmu oshi kalian, lah? aku?" kemudian Keiko mengelus-elus dadanya sendiri.
"Uhh Keichan daijoubu yo~ pasti nanti dia muncul" hibur Yuki, ia juga mempukpuk pundak nya Keiko,
"Ya. Keichan strong kok." jawab nya.
"Hmm... iya sih. Ya sudahlah, gapapa. Lupakan saja, Ayo ayo~” ajak Junko yang tiba-tiba langsung tersenyum lagi. Entah senyuman apa itu, asli atau palsu kah?
‘Junko...’

---

Ternyata Makoto mengajak mereka berempat ke sebuah ruangan, seperti ruangan keluarga.
“Hora mitte minna, ini tempat biasanya para hoopers ngumpul~” jelasnya,
“SU-SUGEEEE” puji Marika saat melihat isi ruangan itu yang sangat elit, diruangan itu terdapat poster 1st single mereka, juga ada poster FDJ & THE AXELL.
“Enak ya punya dorm kaya gini... eh- URAKYOU!” Keiko langsung salah fokus ke gambar OTP nya nya yang terdapat di poster FDJ.
“Hwaa- itu Raito nya kawaii banget” Yuki ikutan salah fokus ke oshi nya.
“Ng....” Junko hanya diam saja sambil menatap poster disana.
“Hey, Silahkan kalian duduk disini...” Makoto pun menyuruh mereka berempat duduk di sofa yang lumayan besar dan berwarna krem. Tetapi Marika malah memilih duduk disofa lain agar ia bisa bersebelahan dengan Makoto.
“Hmf, Apaaaa?” tanya Makoto dengan nada meledek,
“Hehe ngga. Ano makoto-niichan... cuman mau.....“ Marika ingin merangkul (lagi) lengan Makoto, tetapi—

NGEEEK...

Tiba-tiba, (lagi-lagi) terdengar suara pintu terbuka. Otomatis mereka berlima langsung menengok kearah terbukanya pintu tersebut.

“Ada apa sih? Kok rame banget... tidur ku jadi terganggu.” Keluh nya sambil mengusap-ngusap matanya, Seorang danso berambut pirang muncul dari balik pintu kamar tersebut.

‘UCET PACARNYA LANGSUNG DATENG’ kedua matanya membulat, Marika langsung mengurungkan niatnya yang sebenarnya ingin memodusi oshi nya lagi.
“Ah Mizuki... sudah bangun?” Makoto tersenyum hangat menyambut si pirang itu.
‘Etdah, abis ngapain?’ Yuki malah sempat-sempat nya memikirkan hal gitu.
Sedangkan si chef, Mizushima Keiko, yang tak lain adalah seorang Mizuki oshi, hanya bisa tersenyum manis dengan sangat kalemnya. Padahal... ‘ASDFGHJKLRKUKMZMKQWERTYUIO KYAAAAAAAA AKHIRNYA ANAK INI MUNCUL JUGAAAAAAAAA’ teriak isi hatinya. Karena tak mau ketahuan terlihat lagi kesenengan, ia pun memalingkan wajahnya.

Seorang danso pirang yang diketahui bernama Mizuki itu mendatangi mereka.

“Ne Mizuki, kenalkan, mereka berempat, yang waktu itu aku ceritakan lho...” jelas Makoto, Miuki langsung berbinar-binar.
Keiko pun membalikkan wajahnya, “Hee? Kau memberi tahu tentang kita???” tanya nya tidak percaya.
Makoto mengangguk, “Iya lah~ kalian termasuk penting untuk diceritakan”
“Hee?” Marika ikut terkejut,
"Makoto-niichan so sweet sugiru" Yuki kegeeran,
“Hooo... Jadi ini yang katanya para pekerja handal di Chinmi Cafe??” tanya Mizuki tersenyum lebar, walaupun sebenarnya ia masih ngantuk.
“Ha...hai’!”
“Ayo perkenalkan diri kalian.” Perintah Makoto, Mereka bertiga pun berdiri, kecuali Keiko, tampaknya ia sedang melamunkan sesuatu.
“Keichan...” Marika menyikut Keiko agar ia segera sadar dari lamunannya, “A... ah? Iya!!” Segera Keiko ikut berdiri.
“Kobayashi Marika desu!”
“Takahashi Yuki desu!”
“Aoki... Junko desu”
"A.. etto... Mizu...Mizushima Keiko desu."
Mizuki mengangguk-ngangguk, “Haa souka-souka~" tanggapnya.
“Kita berempat adalah fans The hoopers!” Ucap Marika sambil tersenyum kegirangan,
“Iya, mereka kesini karena ada tujuan tertentu juga." sambung Makoto.
“Woo tanoshii! senang sekali kalian ternyata juga fans kita...” Mizuki menyambut mereka berempat dengan ramah,
“I-iya, terutama dia nih... dia Mizuki Oshi lho” iseng Yuki sambil menunjuk Keiko yang ada disebelah kirinya,
Mizuki langsung menghampirinya “Hooo... souka” Mizuki pun menatap nya, yang ditatap pun berusaha untuk tenang dimata oshinya.
“Mizushima Keiko ya?”
“Iya- dengan saya sendiri.” jawabnya sok kalem, padahal teriak hatinya ‘KYAAAA JUKIIIII, MAU APA DIA?!’.
"Hm... yang chef itu kan?"
"I....ya, kok hafal banget?" tanya Keiko sedikit tak percaya,
"Makoto kan sering cerita tentang kalian~"
"Ah... sou-souka."
“Hm, Keichan.... kamu punya lentera gak?”
“Ha...hah? untuk apa?”
Mizuki pun menatap dalam kedua mata Keiko, “Untuk menerangi arah jalan, jalan menuju hatimu.” /sfx: ASEK/
“?!”
“WOOOOOH” ketiga temannya langsung histeris melihat temannya baru saja digombalin.

Mizuki sukses membuat Keiko merasa ngapung. Wajah si chef itu memerah, ia langsung menutup wajah dengan kedua tangannya lalu menundukkan kepalanya, berusaha untuk tenang, padahal jantung nya sangat doki-doki suru. ‘ASDFGHJKLUKRKMZMK APA-APAAN COBA? BARUSAN DIA BILANG APA??’ teriak hati nya lagi.
“Cie banget digombali~”
“Mizuki jago gombal ya?”
“Sekali ketemu oshi, langsung digombalin, greget.” Komentar ketiga temannya,
“Wah.... hebat.” Makoto hanya bisa tersenyum sambil menepuk tangan kecil.
Mizuki terkekeh meihat tingkah Keiko, “Hahaha. Yoroshiku ne...” ucapnya sambil mengusap-ngusap kepala Keiko. “Ne, Yo-yo....yoroshiku mo...” jawab Keiko dengan terbata-bata dan nada yang rendah.

“Keren sekali, kau belajar dari mana?” tanya Makoto,
“Iie.... Gak belajar dari mana-mana, hanya ingin memberi fans ku sebuah gombalan.”
Makoto hanya mengangguk-ngangguk, ‘terus aku kapan digombalin?’.
“Yasudah, biarkan mereka duduk lagi.” Mizuki pun duduk disofa lain yang berada disebrang sofa yang diduduki mereka berempat. Lalu ia menarik lengan Makoto agar duduk disebelahnya,
“Wa-wahahaha.....kalian......” reaksi Marika saat melihat kedua mahluk danso yang duduk disebrangnya,
“Mizuki-kun, kau baru bangun tidur?” tanya Yuki, mau sok akrab,
“Hahaha iya, kemarin aku kurang tidur, entah kenapa. Alhasil tadi siang aku baru bisa tidur nyenyak.”
‘Yakin? Bukan gara-gara yang lain kan?’ plak.
“souka... ke-kemarin member the hoopers jadwal nya padat sekali ya?” tanya Keiko yang akhirnya berani kembali bersuara,
Mizuki mengangguk pelan sambil tersenyum kearah Keiko “Iya betul itu, melelahkan sekali.”

Mereka pun berbincang-bincang. Keempatnya merasa senang akhirnya bisa berbicara lagi dengan member the hoopers yang lain, terutama untuk Keiko.

“A-ano...... ka-kalian berdua.... ti-tidur sekamar?” tanya Marika tiba-tiba, yang baru menyadari, ternyata pintu kamar yang tak jauh dari ruang kumpul hoopers itu, bertuliskan みずまこのベッドルーム.
“Iya! Entahlah, aku merasa paling nyaman kalau tidur bareng dia” ujar Mizuki dengan nada cerianya kemudian merangkul lengan Makoto, yang dirangkul langsung merasa malu.
“Ya walaupun sebagian isi kamar kita serba-serbi hello kitty nya...” lanjutnya sambil meledek,
“Oy Mizu—“

GREP

Marika yang mendengar penjelasan Mizuki segera mencengkram tangan Yuki yang ada disebelahnya, Yuki pun membalas melirik nya,
“Kuatkan kokoro kita.” bisik Marika,
“Iyah.....” ^^
"Mereka udah gak tsundere-tsunderean lagi."
"Iyah iyah...." Yuki sebenarnya juga sudah tak kuat.
“Haa...Baguslah kalau kalian sekamar~” komentar Junko akhirnya bersuara,
“Kenapa bagus?” tanya Makoto penasaran, wajah nya memerah
“Karena kita berempat fans nya MIZUMAKO!” jawab Junko, lalu dengan tidak tahu malunya mereka berempat langsung membuat love sign dengan Lengan mereka. ♡♡♡♡
Si Danso berambut hitam itu tidak percaya, 'kalian? shipper kita?!'
“Wah wah~ Kalian!! butuh fanservice?” tanya Mizuki dengan senyuman jahil, "WEH?!"
“PEKA AMAT! BUTUH LAH!” jawab Marika agak gak woles,
“Chotto—“ Makoto pun panik

....Tiba-tiba....

“Ne, Makoto~~” Mizuki mengSofa-don tubuh Makoto disofa itu.
“Mi-mizuki—"
"YADAAAAAAAAAAA” histeris Marika, Yuki dan Junko yang tak kuasa menahan jiwa fangirl nya, mereka fangirling saat itu juga. sampai-sampai Marika melempar bantal sofa dengan brutalnya. Sedangkan Keiko hanya blushing melihat adegan(?) tersebut, ‘Duh duh mereka....... Kalau UraKyou, aku mah sudah.......’.

“LANJUTKAAAAAAN!!!” pinta Marika,
“Sudah-sudah...” Mizuki pun berhenti mengSofa-don tubuh Makoto, karena merasa kasian wajah Makoto yang sudah sangat pasrah.
“KURANG KURANG”
“LAGI LAGI”
“iya lagi, ntar akan kuabadikan moment nya deh...” Keiko segera mengeluarkan HP nya,
“Hey—Jangan coba-coba!“ teriak Makoto, wajahnya semakin memerah, mungkin ia merasa malu. Bagai dibully.
“Ba-baka Mizuki... kenapa tiba-tiba sih?” ketus nya dengan wajah yang... 'nguke' kearah Mizuki. Mizuki malah menanggapinya dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Makoto, "O-oy menjauhlah~!"
“KYAAAAAAAAAAAAA” lagi-lagi si fangirls berteriak.

“Hoooy Tadaimaaa~”
tiba-tiba terdengar suara kawaii yang sudah tak asing lagi dikuping mereka,
“Eh?”
“Dame Mizuki, itu mungkin mereka sudah pulang...”
"Ah dasar mereka..." Mizuki pun segera bangkit dari sofa itu.
'yaaaahh' Marika dan Yuki langsung kecewa karena adegan telah selesai.
“Ano...Mereka?” timpal Keiko,
“SenaYuuhi~ dan anaknya, tsubasa" jawab Makoto sambil bercanda,
"Kinoko? Se-sejak kapan.........?" Junko kaget.

.
.
.
.
.
.
~TBC~

------------------------------------------------------------------------------------------

Note: Maaf atas keterlambatan chapter 2 ini :'D aku mulai sibuk /tsah #plak. Kurasa chapter kedua ini kurang rame ya? huhuhu. Gomennasai, terutama buat junko /bows/ tapi semoga ini menghiburkan kalian :* maaf juga ini akhirnya nanggung banget :')

buat chapter-chapter selanjutnya... tenaaaang ntar makin banyak MxJ kok. Kalau mau ada yang rikues(?) silahkan aja, tapi gomen belum tentu bakal terwujud di chap 3 mendatang. Arigatou gozaimashita \o/
 
 
 fywarukii

Sabtu, 14 Februari 2015

THE HOOPERS FANFIC, chapter 1

Hey guys~ this is not my fanfic but my friend made it XD
Author is fywarukii. If you realise, she's kiki from unite because of music.
Enjoy~

(Judul Belum ditentukan :'D) Chapter. 1

Cast:
-THE HOOPERS Member
OC: - Mizushima Keiko (Jaki)
- Takahashi Yuki (Jey)
- Aoki Junko (Mado)
- Kobayashi Marika (Kare)

Chinmi, Adalah nama sebuah cafe.Ya, Cafe yang cukup terkenal di Kota Tokyo, setiap hari didatangi banyak pengunjung, tempat nya yang nyaman, dan tentu menu makanan dan minuman nya lezat-lezat, tak heran jika nama cafe tersebut dinamakan chinmi (珍味) Yang berarti “Kelezatan”. Pemilik Cafe tersebut bernama Sato Seira, seorang Oba-chan yang kaya raya, namun sayang, dia sedikit pemalas dan hobinya ngidol. Cafe Chinmi memiliki sekitar 20-an pekerja yang cantik dan imut(?), dan diantaranya... ada 4 orang pekerja handal yang tergolong masih muda.

Mereka berempat adalah Mizushima Keiko, Takahashi Yuki, Aoki Junko, dan Kobayashi Marika. Keiko bekerja sebagai chef, Marika bekerja sebagai penyanyi cafe, sedangkan Yuki dan Junko bekerja sebagai pelayan. Empat sahabat ini bukan asli penduduk Tokyo, asal mereka berempat berbeda-beda, keempatnya sudah saling kenal sejak pindah ke Tokyo untuk berkuliah. Dan sekarang ini mereka tinggal bareng ngekos di kos-kosan(?).

Mereka berkerja di Chinmi Cafe sudah cukup lama, sekitar 2 tahunan. Sekitar 6 bulan yang lalu, mereka baru saja lulus kuliah, dan sebelum lulus Kuliah, mereka berempat juga sudah bekerja sambilan di cafe tersebut.

*
Untuk hari ini tidak seperti hari-hari biasa nya mereka bekerja di Chinmi, hari ini Marika izin akan telat datang bekerja karena ada urusan pribadi yang harus dilakukannya terlebih dahulu. Jadi hanya mereka bertiga yang pada hari ini bekerja tepat waktu.

“Uh... hari ini aku tidak semangat bekerja” keluh junko,
“Eh Kenapa?” tanya Yuki yang ada disebelahnya,
“Entahlah, mungkin aku kelelahan, badanku rasanya tidak enak... kepalaku juga pusing.”
“Junko, sebaiknya kamu gak usah kerja dulu hari ini, minta izin aja ke bos.”
Junko menggeleng kepalanya, “Ah gak usah! Tidak mau, aku tetap akan kerja hari ini.”
“Lah, jangan memaksa dong.”
“Biarkan saja, Aku harus semangat kerja.... aku bakal kuat kok!”
Yuki hanya bisa mendecih karena Junko yang terlihat memaksakan dirinya untuk bekerja hari ini.
 
Terdengar bunyi lonceng Cafe Chinmi, bertanda ada pelanggan yang datang.

“Irrashaimase~”

4 orang pelanggan memasuki cafe. Mereka... seperti nya laki-laki, mereka terlihat misterius, memakai kaca mata hitam dan kupluk(?) jaket yang tebal, dan salah satu dari mereka memakai masker dan kupluk jaketnya.

‘Hmm... okashi desu ne...’ batin Yuki saat melihat ke4 pelanggan itu. ‘harus ya masuk ke cafe sok sok misterius gitu, apa mereka nyamar? Atau... mereka ini sebenarnya teroris?! Eh—Argh, Kamu mikir apa yuki, cepat kembali ke pekerjaanmu’ Yuki pun kembali fokus mencatat pesanan pelanggan nya yang lain.

“Silahkan menu nya,” Junko yang melayani ke4 pelanggan itu memberikan buku menu nya. Tak lama kemudian, Salah satu dari pelanggan itu pun menyebutkan semua pesanan mereka, ketiga lainnya terlihat pendiam, bersuara hanya sedikit.  Junko pun segera mencatat pesanannya.
“Hai, Mohon ditunggu pesanannya, Ouji-sama.” Ucap Junko dengan nada datar.
Lalu Junko memberikan kertas pesanan itu kepada Yuki.
“Uh, berikan pesanan ini kepada keiko”
“Hey tunggu, Kamu terlihat pucat, Jun...” ucap Yuki sembari menarik tangan Junko,
“watashi wa daijoubu dayo....” Junko pun melepaskan tangannya.

Setelah Keiko menerima kertas pesanannya

“Sudah lama tak ada yang memesan Smothies khas cafe kita...” ujar nya heran, saat chef itu membaca pesanan yang dia terima dari Yuki yang Yuki terima dari Junko.
“Entahlah, aku juga merasa begitu... mana mesannya yang rasa Strawberry.” Jawab Yuki sambil melirik ke4 pelanggan misterius yang jauh disana,
“Hahaha, wasurete yo. Sekarang bukan waktu nya untuk ngidol”
“Hee? Siapa juga yang ngidol, Kei...--”
“Pfft... entah”
“Ck, dasar... yasudah ayo kita kembali bekerja”
“Hai’, aku akan membuatkannya!” lalu Keiko dan Yuki pun kembali ke kegiatannya(?).

Setelah semua pesanan ke4 pelanggan itu sudah jadi

“Junko, tolong bawakan~”
“Hai hai... wakatta.”
Junko pun membawa pesanan kepada ke4 pelanggan misterius itu, yang lumayan banyak. Sebenarnya dia sudah tidak kuat lagi, rasanya badannya sangat lemah, kepalanya juga masih pusing.
“O.. omatase Ouji-sam—Ah!”

PRAAAANG

Junko pun terjatuh, sebab mata nya berkunang-kunang dan jadi tak fokus saat membawakan pesanan, alhasil semua pesanan itu tumpah ke meja ke4 pelanggan itu dan piring-gelasnya pecah, lalu parahnya secangkir kopi yang panas tumpah tepat mengenai paha salah satu dari mereka, yang memakai masker.

“EH???” Yuki yang melihatnya dari kejauhan kaget, dan langsung berlari kesana.
“Gyaaa! Su-sumimasen Ouji-sama!!! Sa...saya tidak se—“ omongan Junko terpotong, saat salah satu pelanggannya bangkit dari tempat duduknya,
“Apa-apaan ini? Lihat semua pesanan kita tumpah dan kopi panas ini mengenai paha ku!!” bentak si masker –an itu. Dia membentak dengan keras sehingga Junko sangat kaget.
“Pelayan macam apa kau in—“
“Yamete Kudasai Ouji-sama!” Potong Yuki menghentikan omongan si masker-an itu.
Yuki pun menolong Junko mengumpulkan pecahan beling yang berserakan seraya memohon maaf “Hontou ni sumimasen deshita...” Yuki mencoba menjelaskan “dia sebenarnya sedang sakit, mohon maaf—”
“Aku tidak peduli! Seharusnya kalau lagi sakit mending gak usah kerja!!” bentak nya lagi, membuat Yuki dan Junko menunduk.
“Pelayanan macam apa ini hah? Tidak bermutu—“
“Oy, yamete kure...“ salah satu dari mereka yang berambut coklat muda menepuk bahu si masker-an itu, bermaksud menghentikannya. “.......Tch. arghh baiklah. Cepat, kita pergi dari sini.”
Yuki langsung terkejut, “HEE?! Ouji-samatachi, chotto matte....!! setidaknya dibayar dulu pesanan kalian. Kami mohooooon!”
“Urusai.” Ucap si rambut coklat muda. Yuki langsung terdiam setelah mendengar perkataannya, dia cengo, matanya melebar, dan anehnya jantung nya berdebar-debar.
“Yah?? Ga-gak bisa gitu dong—HEY KALIAN  KEMBALI! BAYAR DULU SINI!” Yuki berteriak. Namun percuma, sudah terlambat, ke4 pelanggan itu sudah keluar dari Cafe.
“ARGHHHH” Yuki semakin frustasi, sampai-sampai semua pelanggan disekitar nya melirik nya dengan tatapan seperti ‘itu maid sarap ya?’.

*
Urusan Marika akhirnya selesai. Dia akan segera bekerja seperti biasa di Chinmi Cafe.
Marika yang ingin memasuki Chinmi Cafe, terhenti sejenak saat melihat sekelompok orang yang (pada terlihat suram) baru saja keluar dari tempat kerja nya.
‘Insting ku mengatakan... aku seperti mengenal mereka... siapa ya?’ batin Marika sambil terus menatap mereka,

“Mirai, kau terlalu kasar pada nya.”
“Aku gak peduli, itu bukan salahku.” Ucap dengan nada jengkel, sambil membuka maskernya.

Marika yang masih merasa tidak asing terhadap sekelompok orang itu... tidak sengaja melihat wajahnya saat masker nya dibuka. Kedua mata Marika melebar, ‘na...NANI KORE?!’.

Marika buru-buru masuk ke dalam Cafe

“Junko, biar aku yang bereskan, kamu cepat minum obat lalu pulang.” Ujar Yuki, tetapi Junko tak merespon apa-apa, tatapan matanya kosong, sampai dia tak menyadari jari nya tersayat pecahan beling yang sedang dia bereskan. “Tuh kan, liat kamu kena peca—“
“HOY APA YANG TELAH TERJADI?!” t
“Ma-marika??” Junko langsung sadar,
“Ano....... etto......”
“jadi gini......” Akhirnya Yuki dan Junko menjelaskan semuanya, apa yang telah terjadi barusan.

Setelah Marika mendengar semuanya, dia mengacak-acak rambutnya frustasi(?),
“ARGHHH TADI ITU.... MEMBER TEHA TAUUU”
“Apa?..... TEHA?”
“....”
“...hm”
“EH?! TEHA? THE HOOPERS?!”
“ASTAGA KALIAN... IYA LAH APA LAGI, THE HOOPERS!! MEREKA KAYAK NYAMAR GITU PAKAIANNYA!”
“USO DA!”
“HUAAA DAMEEE! Jangan ngomong keras-keras, ayo kita di belakang omonginnya” ajak Yuki sembari mengangkut pecahan-pecahan beling tadi dengan baki.

Di Belakang, di Restroom Cafe(?)

“Majidayo! Aku liat dengan mata kepala ku sendiri, itu... itu.... salah satu member THE HOOPERS, Yukiiiii Junkooooo arghhh!!”
“A-aku masih kurang yakin” Junko seakan ingin nangis,
“Yaampun, kan sudah pernah aku bilang, Insting Idol ku itu kuat!”
Junko masih menatap Marika dengan tatapan ‘masa sih mbak?’. Marika pun mengangkat kedua jarinya, menandakan dia bersumpah, tidak berbohong sama sekali. ‘majidayooorgh’
“I-iya sih... benar juga soal insting mu itu, uhm... jadi yang kamu lihat itu siapa?” tanya Yuki penasaran,
“Ano..., Mi...”
“Zuki?” Yuki mencoba menebak,
Marika menggeleng, “Rai”
“.....”
“MIRAI?!?!?!?!” Junko sangat terkejut, bagaikan mendengar oshi kesayangannya akan segera graduate. Kali ini, Marika mengangguk perlahan.
“Jadi yang tadi bentak-bentak aku....... itu.....”
“....”
“JUNKO KAMU BERUNTUNG” teriak Yuki sirik sambil menggoncang-goncangkan bahu Junko,
“Yuki... haha.. aku langsung sembuh nih.” Ucap Junko dengan senyuman gila(?), “Hee? Uso da!”
“Kenapa.... kalian bisa ceroboh melayani pelanggan, dan kali ini pelanggannya adalah.... member dari Danso Group kesukaan kitaaaaa?” tanya Marika, masih frustasi.
“Bukan kita. Junko dari awal emang lagi sakit, Yah, tapi dia tetep maksain mau kerja....” jelas Yuki,
“BAKA JUNKO!” Marika menjitak kepala Junko,
“Itte—hey sakit tau!”
“Gak peduli.”
“Hidoii...” Junko mengusap-usap kepalanya,
“Mereka kenapa harus menyamar seperti itu? Mentang-mentang udah debut takut banyak fans nyerbu sama paparazzi gitu ya?” tebak Yuki,
“Iya kali... tch, cie banget.”
“Dan parahnya lagi... kenapa mereka gak mau bayar? Kenapaaaa?”
“NAH ITU!”
“BAKA BAKA”
“DUNIA HARUS TAU, BARUSAN ITU... MEMBER HOOPERS DATENG KE CAFE KITA”
“YA WAJAR AJA SIH, SOALNYA KAN MAK—“
“UHUK- TADI KAYAKNYA ADA HARUKI DEH”
“EH, TADI EMPATAN ITU SIAPA AJA COBA?”
“YANG JELAS GAK ADA MAKOTO, MARIKA GAK NGERASAIN ADA AURA NYA!!”

BLAM

Pintu restroom didobrak seseorang. Spontan Yuki, Junko dan Marika kaget dan langsung menengok ke arah pintu.
“....”
“....”
“....”
“Gak peduli tadi siapa aja yang dateng ke sini, yang sekarang harus kita pikirkan itu gimana caranya biar kita bisa minta maaf ke mereka karena Junko telah ceroboh saat melayani mereka! Dan kemungkinan mereka pasti bakal mengecap Cafe kita sebagai Cafe yang tidak mutu! Kita Harus bertindak!”
“Keiko......”
“kok...?!”
“Keiko kenapa bisa tau masalah ini...? dari tadi kamu kan masak di dap—”
“DARI TADI SEBENARNYA AKU NGUPINGIN KALIAN!”

Gubraakk—

*
Pagi hari nya, Sebelum mereka berangkat kerja, mereka merundingkan sesuatu, di kamar kos-kosan mereka berempat.

“Kalian... ketahuilah, The hoopers sekarang udah punya dorm, yang konon katanya luas” jelas Marika yang bisa dibilang sangat update,
“Wih elit...” kagum mereka bertiga,
“Jadi kita tinggal nyari alamat dorm nya.”
“Habis itu? Gimana cara nya biar kita bisa masuk lalu ketemu mereka dan minta maaf langsung?”
“Kalian kaya gak tau aja...”
“Apanya?”
“Oshi ku di the hoopers kan adik nya—“
“Oh! iya... dia dia....” potong Yuki,
“Please....--”
“OH IYA! KOK AKU BISA LUPA YA...” kali ini Junko baru nyadar,
“.......kalian amnesia atau gimana hm?” Marika mulai jengkel,
“Ah iya. dengan begitu kita bisa bertamu ke dorm mereka dengan gampang, nah sekarang sebagai permintaan maaf nya kita kesana harus ngasih sesuatu yang sangat SPESIAL” tutur Keiko,
“Hmm apa ya...”
“Gimana kalau Cake yang besar dan enak? Nanti Keiko yang buat, dia kan jago haha”
“Eish kalian...”
“Kita bantuin deh, sampai ngedekorasiin nya juga bakal kita bantuin, Kei...”
“Ya..ya... Boleh juga sih.”
“Buat Cake yang paling enak ya, kei!”
“Nanti di Cake nya, kita tulis ‘Gomenne summer’”
“Ngga, ‘gomen ne kataomoi shite Love you Love you’ aja”
“Itu bukan permintaan maaf please, dasar wota.”
Kira-kira begitulah percakapan mereka ber4 saat memikirkan bagaiman caranya agar bisa meminta maaf kepada ke4 member The hoopers yang kemarin berkunjung ke cafe Chinmi.

---

Pada hari itu juga, setelah mereka selesai bekerja di Cafe, Mereka pun membantu Keiko membuat Kue. Mereka berusaha sekeras mungkin membuat Kue terenak. Mereka juga saling menyemangati, “AYO SEMANGAT! INI DEMI OSHI-OSHI TERCINTA KITA!”, kira-kira begitulah. Saat Keiko, Junko dan Yuki sibuk memikirkan dekorasi Kue nya, Marika malah sibuk berkutat dengan HP nya dikamar. Seringai muncul di bibirnya,
“Yatta, akhirnya dapat juga Alamatnya. Nyahaha, Arigatou ne.... Kotona-neechan.”

Alhasil, Kue itu selesai pada hampir jam 12 malam. Setelah dimasukan kedalam kotak yang cantik, Keiko menyimpannya di lemari pendingin. Kemudian, mereka segera beristirahat karena esok nya adalah hari yang mendebarkan sekaligus menegangkan bagi mereka berempat.

(SKIP TIME) Sore hari nya, setelah selesai bekerja, mereka pun berangkat mencari Dorm member The Hoopers

“Hng.... Sudah tidak diragukan lagi... ini dorm member The hoopers” ucap Marika sambil menyamakan sebuah gedung(?) didepannya dengan foto yang ada di HP nya,
“Ck Marika, sebenarnya kamu dapet alamat dan foto nya dari mana sih?” tanya Junko penasaran,
“nyehehehe... himitsu yo~ Marika gitu.” jawaban  Marika membuat Junko kecewa,
“Sudah-sudah, pegang Cake nya baik-baik, Junko. Biar tetap rapih nanti waktu dikasihkan ke mereka.” Perintah Keiko, “Hai hai... wakatta.”

Tiba-tiba seseorang muncul dan menghampiri mereka,
“Siapa kalian? Mau apa kalian disini?”
“A-ano... anda sendiri siapa?” tanya Junko sambil watados,
“Saya manager nya The Hoopers.”
“Ups.”
“Saya tanya sekali lagi, siapa kalian dan ada perlu apa ke sini?”
“Kita mau bertemu member The hoopers!” jawab Yuki lantang,
“Lebih tepatnya mau bertemu MIRAI!” kata Junko menekan nada bicara nya dibagian Mirai,
“Tch, Harapan kalian tinggi sekali, jawabannya sudah tentu... TIDAK BISA!”
“Eh kenapa? Apa salah satu dari mereka tidak ada yang ngasih tau? Terus hari ini kan The Hoopers Day off” protes Marika,
“Ya betul Day off. Tapi... memang kalian siapa mereka hah? Seenak udel kalian mau bertemu mereka.”
“Weh anda ngajak gelut ya?” Keiko pun maju, dengan pede nya,
“Hah? Berani juga kalian...”

“Ehem- Ada apa ini ribut-ribut?” Seseorang keluar dari dorm mendatangi mereka yang sedang berdebat dengan manager-san.
“Eh? Ma-makoto-san... Ano... ini... mereka katanya ingin bertemu Mirai-san.”
“YA YA YA BETUL ITU!!” teriak Junko lantang,
“Nah, kalo kita bertiga sekalian ingin.... itu...uhm—“ Marika grogi ingin bicara apa, alhasil dia malah memainkan jarinya.
“Ii yo... biarkan mereka berempat masuk, dan bertemu Mirai-san.” Jawab seseorang berambut hitam itu sambil tersenyum ramah.
“Eh? Majikayo, Makoto-san?”
“Jika kau tanya apa alasannya kenapa aku membolehkan mereka masuk...”
“Apa..?” manager-san semakin penasaran,
“Haha, tenang akan kujelaskan nanti.” jawab nya sambil mendorong badan manager-san ke pinggir agar mereka berempat bisa masuk. “Ta-tapi Makoto-san, kita tidak boleh membiarkan orang asing masuk ke dorm”
“Sudah diam, Mereka bukan orang asing bagiku.” Jawab nya dengan nada yang nyolot(?). Manager-san hanya bisa mengalah.

“Baiklah kalian, ayo Ikuti aku...”
‘AKU GA BISA TAHAN, AKU PINGIN TERIAAAAK.’ Teriak hati Marika saat seorang.... perempuan berwujud laki-laki yang tadi diketahui bernama Makoto itu, tersenyum ke arah nya dan ketiga temannya.
---
Pintu utama dorm telah ditutup, mereka berlima sudah memasuki dorm member The Hoopers.
“Haft- Minna, Hisashiburi dayo ne....” sapa Makoto dengan nada senang,
“....”
“.....”
“.......”
“....HUAAAA MAKO-NIICHAAAAAN!!!” teriakan Marika meledak, tanpa mikir dua kali dia langsung memeluk badan Makoto.
“Marikaaa, hisashiburi!” Makoto membalas pelukan Marika, lalu mengelus kepalanya,
“ne ne... Hisashiburi dayo ne” tanpa disadari air mata kebahagiaan Marika menetes (?)
“Kotona-neesan~~” Keiko, Yuki dan Junko ikut menghampiri Makoto, rasa senang dan bahagia menyelimuti mereka berempat.
“Oy Kimitachi~! Kalian tak banyak berubah ya?”

Biar kujelaskan. Makoto, alias Sato Kotona, adalah adik dari Sato Seira yang tak lain adalah pemilik Cafe Chinmi. Kotona sudah kenal dengan mereka berempat sejak lama. Sebelum Kotona bergabung dengan The Hoopers, dia sering ikut bantu-bantu di Chinmi Cafe, karena itulah, tak heran jika mereka berempat sudah terlihat akrab.

“Kami sangat merindukanmuuuu!!” kata Junko dan Yuki serentak,
“Kau yang sekarang berubah sekali, jadi Kakkoi, Ikemen... terus punya pacar yang lebih ikemen lagi –ups”
“Eh? Pacar?”
“Abaikan, Keiko sedang mabok...” jelas Junko, yang langsung dibalas deathglare dari Keiko.
“Hooo souka, haha. Bagaimana kabar kalian?”
“Genki dayo ne!” jawab Yuki dengan riang,
“Maaf sejak jadi member The hoopers, aku semakin jarang datang ke Chinmi lagi”
‘hahah, bukan jarang, gak pernah lagi mako...’ batin Marika yang masih memeluki badan Makoto
“Ahaha, sekarang kami tau kamu sibuk kok, jadi ya....uhm... it’s gonna be daijoubu.” Ujar Yuki tersenyum awkward.
“Sankyuu ne. Oh iya, bagaimana dengan Seira-nee? Apa dia baik-baik saja? Aku merindukannya.”
“Obachan belakangan ini ngidol E-Girls mulu” jawab Keiko
“Ahaha- memang hobi nya ya...” Makoto menggaruk-garuk pipinya yang tak gatal itu.
“WAH.... Dorm kalian luas sekali ya.” kagum Junko sambil melihat-lihat isi dorm yang cukup luas dan mewah itu.
“Ahahaha, Dorm Fudanjuku lebih dari ini nak~”
‘.....Seharusnya otp-otp ku sekamar.’

“Baik. Sebenarnya aku sudah tau dari kemarin, bahwa kalian ingin bertemu dengan ku dan datang ke dorm kita."
"Hee? kok bisa?" tanya Keiko,
"Marika kemarin menelfonku." jawab nya santai,
"HEEEE?" mereka bertiga terkejut,
"Dasar kau ini... kenapa bisa punya no telfon Mako-nii?" tanya Keiko sedikit iri,
"Ahahaha, dulu Kotona ku bertukar-tukar no. telfon~"
"CURAAAANG" teriak Junko dan Yuki, Marika hanya bisa nyengir.
"Sudah-sudah, tak apa... Jadi kalian mau apa kesini? Kangen pada ku? Atau ada tujuan lain?” tanya Mako dengan lembut,
“Pertama-tama, Tentu aku kangen pada mu!!” ucap Marika yang kali ini merangkul lengan kanan Makoto, ‘Marika berhentilah modus pada nya...’ batin Keiko dengan tatapan tajam(?).
“Ano... sebenarnya....” Junko menunduk, menatap barang bawaanya yang terbungkus rapih di dalam kotak, “Biar aku jelaskan....”

Junko akhirnya menjelaskan semuanya

Mako terkaget-kaget setelah mendengar pernyataan tersebut, mata nya melebar, ‘pantas saja mirai jengkel sekali waktu itu, tapi kenapa dia gak ngasih tau dia pergi ke cafe chinmi dan apa yang telah terjadi disana’
“A..ahaha...La-lain kali, Junko jangan memaksakan diri lagi ya kalau sedang sakit.” itu lah yang diucapkan Makoto, yang disusul senyuman awkward darinya.
“Um... iya, aku sangat menyesali nya.” Junko semakin menunduk,
“Hm, baguslah kau menyesalinya...” Makoto mengusap-usap kepalanya.
“Ya, jadi sekarang kita ingin bertemu Mirai, untuk meminta maaf atas kejadian lusa kemarin! Bisa kan?” pinta Marika,  “Wah, Kalian niat sekali...”
“Ah etto... sebelumnya, Mako-niichan tahu tidak, kemarin lusa Mirai pergi bersama siapa saja?” tanya Yuki,
“Ah sebenarnya lusa kemarin kita pergi bertujuhan, cuman pada akhirnya kita berpisah.. Aku, Mizuki dan Yuuhi pergi ke tempat lain yang berbeda dengan Mirai dan lainnya.”
‘Yuuhi..... pengganggu orang pacaran saja...’ protes Keiko dan Marika,
‘Jadi yang waktu itu dateng...Mirai, Haruki, Sena, dan Tsubasa. Okesip. Ada si dia...’ Yuki merenung, tatapan mata nya kosong.
“er... Ada apa? Kenapa wajah mu begitu, Yuki?” tanya Mako,
“Ah! Ahaha Bu-bukan apa-apa kok!”
“Saa, Kalau gitu, boleh kita bertemu Mirai sekarang?” tanya Junko dengan tatapan memohon. Dia sudah tak sabar ingin bertemu dengan oshi nya di The Hoopers. Makoto mengangguk “Boleh boleh, ayo ikut aku, kita keatas...”
“Ikuyooo~”

Mereka berempat didampingi Makoto berjalan keatas, ke lantai 2 dari dorm itu.
“Hm.. Sepertinya Mirai ada di kamar nya...” pikir Makoto,
“Etto... gak apa-apa kan kita ikut-ikut kesini? hehe” tanya Keiko,
“Tenang saja, selama ada aku yang kenal kalian. Nanti biar aku yang jelaskan ke member lain.” Jawabnya santai. Wajah Marika sedikit memerah ‘Gyuhuhu Makoooo~ arghhh beruntung sekali diriku hari ini’, batin nya senang.

Mereka berlima pun sampai didepan kamar berpintu putih.
“Mirai-chan?” Makoto tanpa mengetuk pintu langsung membuka pintu kamar itu perlahan,
dan saat pintu itu terbuka...
“....”
“....?!”
“........”
Terlihat lah, Mirai sedang meng-Kabedon Haruki dikamar nya. Oh salah, itu kamar mereka berdua. Kamar milik MiRuki.
“....Ma-maaf, kalian lanjutkan saja dulu.” Mako segera menutup pintu nya kembali. 'Duh kelakuan...' batin nya.
Junko, Yuki, Marika, dan Keiko, ya, mereka semua melihat adegan(?) barusan di kamar itu. Wajah mereka memerah, keempat nya hanya bisa menahan kekuatan Kokoro masing-masing,
‘barusan itu..... miruki........’
‘jadi sekarang hobi mereka tuh gitu ya...’
‘seandainya tadi aku bisa foto adegan itu’
‘KAMI-SAMA!!! KUATKAN ATASHI NO KOKORO KYAAAAAAAA’

“BI-BISA KALI KETUK PINTU DULU SEBELUM MASUK!!” teriakan Mirai meledak dari balik pintu kamar nya. Makoto yang merasa bersalah hanya bisa terkekeh dan menggaruk kepala nya yang tidak gatal itu. Akhirnya Makoto dan mereka ber4 menunggu sebentar dulu, menunggu mirai menyelesaikan apa yang terjadi dibalik pintu kamar itu.

NGEEEK

Pintu kamar Mirai—ah bukan, Pintu kamar MiRuki akhirnya terbuka. Junko yang melihat pujaan hati nya langsung semangat menyambutnya. Namun dia masih teringat apa yang telah dia lakukan terhadapnya lusa kemarin.

“Makotoooo!! kenapa gak ngetok pintu dulu sih?” tanya Mirai dengan wajah kesal, menganggap makoto telah mengganggu waktu berharga nya dengan ehemkekasihnya.
“Ma-maaf, hehehe aku mungkin tadi... terburu-buru"
"Tch..." Mirai hanya bisacemberut ke arahnya,
"Nah, kita selesaikan masalah itu nanti saja, Oke? Sekarang sambut dulu, ada yang ingin bertemu dengan mu...”
“Hah...?” Mirai pun menengok ke arah mereka berempat berada, Junko segera mendekati mereka berdua, disusul ketiga temannya, tangannya masih setia membawa kotak berwarna biru tua yang dihiasi pita berwarna hijau berisi Cake spesial buatan mereka berempat, yang dibuat sebagai permintaan maaf atas kejadian lusa kemarin.
“etto....”

Lalu hening,

Mata Mirai melebar. “cho-chotto......Kalian kan.......”
Mereka berempat hanya bisa tersenyum awkward.

--------------------------------------------------------------------------------

pertama-tama jey minta maaf:
-ceritanya diFF kita udah kerja:'v tapi masih 19/18 tahunan kok/? anggap aja lulus nya kecepetan /gagitu
-FFnya B.indo dan bahasa nya amburadul banget
-Maaf aku mah gak bisa kayak Jaki kalo biki ff:')

aduh, cerita ff nya gak masuk banget akal ya? jelek banget ya? astaga malu /nyumput/. disini aku sengaja bikin mirai rada sadis /maksud dan The hoopers dimasa sudah debut mereka(?). Lalu tentang kakaknya makoto, tau kan (ceritanya) itu siapa?:"v uhm.. terus maaf buat jaki, Mizuki nya disini belum muncul hehehe :'D)v

Boleh minta saran dan kritik nya~ semoga FF ini bisa membuat kalian senang, kalo kalian senang jey udah bahagia banget kok :' Arigatouuu.

Rabu, 28 Januari 2015

CIYUSAN INI SEKOLAH? Majijo Parody

Hallo~
Kali ini blog post dalam bahasa indonesia!

Aku sama anak2 team futari kemaren lagi asik bicarain soal Majijo 4 dan dapet ide untuk bikin "Ciyusan ini sekolah?" kek parodynya majijo gitu deh...

Tp disingkat jd Cinilah :'v

Berikut member dan perannya masing2. Member yang disebut adalah pilihan untuk menjadi OC dan uname yang di dalam kurung itu belum tentu chara yang sama dengan karakter di cinilah. Mungkin belum lengkap tp bklan diupdate blog nya nanti haha.

2nd year
1. Tashima Meru (merunjuice) as Ninja

Sebagai tokoh utama yang baru masuk ke sekolah Cinilah. Seorang yang pendiem tapi sangat serius dengan apa yang dilakukan. Sebelum masuk cinilah, dia melalui training aikido dan kebiasaan yang bisa muncul di mana2 membuatnya dipanggil NINJA dan dia sendiri menetapkan namanya sebagai Ninja.

2. Moriyasu Madoka (moriyachu) as Miracle

Seseorang yang selalu berharap akan suatu keajaiban dan pengikut ninja karena menurutnya Ninja keren. Kekuatannya adalah di Dahi seperti madoka real.

3. Team Curry

Seperti di majijo mereka adalah posisi team Hormone/Fondue/Hinabe. Dengan hobi memasak curry di kelas dan membawa cup berisi nasi serta berbagai lauk untuk dimakan bersama curry.

Members
A. Kumazaki Haruka (sid_aAkari) as Idol

Di team futari sering dipanggil Kare karena itu dia dipilih sebagai ketua Team Curry. Dipanggil idol karena merupakan seorang fans terhadap berbagai idol Jepang. Ketika sedang berantem dia terkadang menambahkan beberapa gerakan dance seperti idol.

B. Ishida Anna (SaltTeppen_P) as Danso

Dipanggil danso karena ia suka dengan culture danso atau crossdressed. Penampilannya tidak sedang ber danso, namun ketika berantem dan marah sifatnya akan menjadi seperti cowo meski ia jarang emosi, dan sangat iseng.

C. Ichikawa Miori (MioriIchi) as Blank

Hobinya yang suka bengong dan terkadang tidak nyambung membuatnga dipanggil blank.

D. (TBA) (paruru94) as Lolicon

Rasa sukanya terhadap anak kecil menyebabkan dia dipanggil lolicon.

E. (TBA)

3rd Year
4. Team Rappopo
Team teratas dari cinilah, kenapa rapopo? Biar greget aja

Members
A. Iwata Karen (muchuutsuribari) as Puzzle

Teppen dari cinilah. Orang yang sangat misterius dan sulit ditebak. Serangannya bisa berasal dr mana saja dan tidak pernah diduga.

4ratu langit
B. (TBA) (GC_Mayuyu94) as Poker

Jarang berekspresi, pendiem dan selalu jadi sosok rolemodel bagi seluruh siswi. Namun ketika ia mulai berbicara, artinya dia sudah serius dan menjadi sangat kuat.

C. (TBA) (fywarukii) as Dreamer

Hobinya delusi dan membuat ilusi bagi orang lain yang menyebabkan mudah sekali menyerang lawan. Membawa headphone kemana2.

D. (TBA) (sayakaneon147_) as Voice

Suaranya yang indah dan hobi bermain gitar. Ketika ia mulai meletakan gitar, dia akan menjadi serius dan memunculkan suara dimana2 saat berantem.

E. (TBA)

Sekian dlu... Bnyk yg bolong2 yah hhwhwhwhw '3')b

-teppen-

Minggu, 04 Januari 2015

Hoshi Rangers!

Chapter 2: But She Was… How?


I’m now beware of people around me, some of them could be good and some could be bad. I mean… every super hero has to have an enemy right? and I’m still searching the next star… but I have no clue at all…

The class of Uha was starting and she was still thinking of her powers and the person that she was looking for. Could it be her close friend? Could it be her classmate? Could it be someone who’s sitting next to her? OR IS IT HER TEACHER??? Okay, this is too overthinking.
“Now please solve this math problem!” said the teacher. She looked around and find one of Uha’s classmate sleeping. “Nishino Miki san! Please finish this problem!”



The girl named Nishino Miki woke up and look around and got a laugh from the whole class. She was the stupidest in math. Everyone knows that.
“Nishino-san, please finish this problem.”

Oh no… what should I do…

She went up to the board and used the chalk to write…
Surprisingly…
She…
Finished the problem really quick… without a single mistake…
“…. Very… good Nishino-san. Thank you, you may go back to your seat now…”

How did she do that?
Uha was really shock of what she could do. Could it be because… she’s one of the stars?

---cafeteria---

Uha was looking at Mikichan. She was laughing as usual with her friends.
“How did you do it?”
“You’re brain worked now? Wow!”
“Uhm… well… I… don’t really know.” Answered Mikichan.

Mikichan was walking to buy some drinks from the machine and Uha came to her.
“Ano… Mikichan?” asked Uha.
“Eh? Ryoha-san! Wait, don’t tell me you’re being close to me just because I’m smart?”
“No! Not at all! I mean well yeah, but no! I mean… i-it’s not because of that. Can I just… see your hand?”
“What? You’re a fortune teller now?”
“No! uhm… how do I explain this… so there’s a talking dog an-“
“Good bye now!” said Mikichan ignoring her story.
“Cho-!” uha wanted to reach her but then she sighed. She didn’t know where to start. She needed to see by herself what she’s capable of.

“UHA CHAN OKAERIII!!!”  screamed the little Rii-kun jumping to Uha. She needs training today so she went to Dr. Kashiwagi’s Lab.
“Tadaima.” Said Uha with a smile. She was back in her training uniform and ready to take of her handband but Dr. Kashiwagi stopped her.
“You don’t need to. Try pressing the button there.” said Dr. Kashiwagi as she didn’t realize that there’s a button. She pressed it and suddenly her hands were wearing gloves. But not ordinary gloves, it made her stronger.
“Here’s one of your training.” Said Rii-kun.
It was an empty room with a little bit glass where Dr. Kashiwagi will watch her progress
“You’re now going to be facing… pillows.”
she was shocked… but it’s not just ordinary pillows. It’s actually really hard and it will hit her in every side in the room.

“Oh no…”

The thing on her mind is avoiding and avoiding.
“Focus Uha-san! You have powers!” said Dr. Kashiwagi.
She looked outside the glass and got back on her feet. She took a deep breath and focusing herself. She hit the pillows from up left right and down and finished with breaking the pillow machine until it stopped. She smiled at the end with heavy breathing.

“Your training is good enough today… we will continue tomorrow. Otsukare” said Dr. Kashiwagi smiling at her.
“A-ano… can I talk to you for a second?” asked Uha.
“Sure, why?”
“I’m suspicious with one of my schoolmates… she turned very different from her normal abilities… but it’s hard to explain about this whole star thingy.” Said Uha.
“Normal abilities?” asked Rii-kun.
“Yes, she was actually a baka and turned really smart now…”
“Maybe she just wanted to study. You’re overreacting” Said Dr. Kashiwagi.
“But she turned to be really smart! It was a math problem and not all can finish it.”

But before Uha continued her words her hand band made a sound.
Beep beep beep…

“What is this?” asked Uha.
“It means danger ahead. Ryoha-san, you need to put your training into this.” Said Dr. Kashiwagi.

-The city-

And there was someone riding a… strawberry monster?
“Konnichiwa~ Kyari Pamyu Pamyu desu~ he? Are? I see a star on the girls hand! KYAHAHAHA! Fetch her.” said the so called kyari pamyu pamyu on top of the monster.

“RUN UHA!” said Dr. Kashiwagi.
“NO! DON’T RUN, FIGHT HER!” said Rii-kun.
“WHAT?” asked Uha. She was confused and the strawberry monster almost hit her but she jumped and dodged. “She wanted me, and she’s attacking the city.”
“That is why, give me the star.” Said the girl.
Uha took a deep breath, she looked at the strawberry. “Come and get me big red stuff!” she said with a smirk and run. She was still in her purple training clothes so it was easy to run.

“Ah! I see another star! Yay! Now fetch two.” Said the girl.

Two?

Uha looked around and saw one of her friends who is walking home from school.
Who?
Of course it’s Mikichan.
“Na-nani kore?” asked Miki-chan who’s really scared.
“MIKI-CHAN RUN!” said Uha. The girl ran and followed Uha from the back.
“Wait here!” said Uha to Mikichan. Uha jumped and hit the monster in every side but it didn’t work. And she got hit by the monster’s hand so she fell.
“How can I do this?” asked Mikichan.
“Huh?”
“There’s stuff in my eyes that are telling me information about the monster.”
“Miki-chan… can I please see your hand?” asked Uha. Mikichan didn’t say anything and she showed her right hand. “You are the second star. You have abilities. Now do you know the monster’s weak point?” asked Uha.
“The girl who’s controlling it. In what I see, she’s the controller. It’s just a regular strawberry.”
“Okay then… time to kick someone’s but!” said Uha. She jumped to the top of the strawberry.
“Are?”
Uha just kick the girls but oh yeah!!!

The strawberry got back to normal and uha was standing next to Mikichan.
“I’ll get my revenge.” Said kyari pamyu pamyu and left.

“UHA ARE YOU OKAY?” asked Rii-kun the little dog.
“Yes! Where’ve you guys been?” asked uha.
“Searching for you duh!” said Dr. Kashiwagi.
“Ano… this is my friend Mikichan… and, she IS the second star.” Said Uha. Miki chan looked like she was in shock and in love at the same time. Dr. Kashiwagi thought that it was because Dr. Kashiwagi looks cool.
“Hello there, I’m-“
“OH MY GOD IS THAT A TALKING SUPER CUTE DOG?!” she ran and hug the dog. “Hello there I’m Nishino Miki, nice to meet you!” said Mikichan.
“Hello Mikichan! I’m Rii-kun!”
“Rii-kun so kawaii!”
“And I’m Dr. Kashiwagi.”

But Mikichan didn’t hear anything because she was focusing on the dog.

-------------

"You failed!"
"I'm sorry master..." said Kyari pamyu pamyu.
"You lost to a little girl and a dog."
"They know about the wepon master." she said bowing.
"I believe we need a new attack."

-------------------------------

UPDATES!
i hope you like it!
sorry to use kyari pamyu2, i was confused of what i'm gonna use as the enemy.
by the way, there's a new member of fudanjuku named Kariyase Light!
that is all

HabuTeppen
even though i changed to SaltTeppen :3

HURAY FOR MAJIJO 4/?